Al Zaytun: Buah Semangka Berdaun Sirih atau Biji Apel Berbuah Maja?

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
OIG ()
OIG ()

Jurnal Faktual – Pernahkah Anda mendengar tentang al Zaytun? Bukan, bukan buah zaitun yang biasa Anda makan atau minum minyaknya. Al Zaytun adalah sebuah yayasan pendidikan yang didirikan oleh seorang mantan anggota DI-TII bernama Panji Gumilang alias Abu Toto. Yayasan ini mengklaim sebagai pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian , tetapi nyatanya banyak dituduh sebagai penyebar ajaran sesat, nyleneh, bahkan komunis. Bagaimana bisa?

Ternyata, al Zaytun adalah buah dari benih yang ditabur oleh salah satu tokoh intelijen era Orde Baru, yaitu Ali Murtopo. Ali Murtopo adalah deputi BAKIN yang memiliki operasi khusus (Opsus) untuk menjaga stabilitas politik dan mengantisipasi ancaman nasional, termasuk dari kalangan agama. Salah satu caranya adalah merekrut mantan-mantan DI-TII yang dianggap berpotensi menjadi agen binaan untuk melawan komunisme. Panji Gumilang adalah salah satu dari mereka.

Namun, apa yang terjadi? Ali Murtopo ternyata tidak bisa mengendalikan agen-agen binaannya dengan baik. Ia malah terlibat dalam konflik intelijen dengan Benny Moerdani, yang kemudian menggantikannya sebagai kaisar intelijen baru. Ali Murtopo pun kehilangan dukungan dari Pak Harto, yang merasa terganggu dengan aksi-aksi Opsus yang mengancam wibawanya. Akibatnya, al Zaytun dan yayasan-yayasan lain yang dibina oleh Ali Murtopo menjadi out of control, alias tidak sesuai dengan rencana semula.

Al Zaytun pun berkembang menjadi sebuah imperium pendidikan yang eksklusif dan tertutup. Dengan lahan seluas 1.200 hektare, al Zaytun memiliki berbagai fasilitas seperti gedung pembelajaran, asrama, masjid, hingga sarana olahraga. Al Zaytun juga menerapkan sistem pendidikan satu pipa, dari PAUD hingga perguruan tinggi. Namun, di balik fasilitas dan sistem yang canggih itu, al Zaytun menyembunyikan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam.

Beberapa contoh ajaran sesat al Zaytun adalah: menganggap Panji Gumilang sebagai imam mahdi, mengubah kalimat syahadat dengan menambahkan nama Panji Gumilang, melarang shalat Jumat dan Idul Fitri di masjid umum, mengadakan salat Idul Fitri dengan campur antara laki-laki dan perempuan di satu saf, mengajarkan teori evolusi Darwin sebagai fakta ilmiah, dan menyebarkan paham komunis secara diam-diam. Sungguh ironis, bukan?

Bagaimana mungkin sebuah yayasan yang didirikan untuk melawan komunisme malah menjadi sarang komunisme? Bagaimana mungkin sebuah yayasan yang mengaku sebagai pusat pendidikan toleransi dan perdamaian malah menjadi sumber kebencian dan konflik? Bagaimana mungkin sebuah yayasan yang menamakan dirinya al Zaytun malah menjadi buah semangka berdaun sirih atau biji apel berbuah maja?

Inilah akibat dari ketidakjelasan visi dan misi, ketidaksesuaian antara tujuan dan realita, ketidakpedulian terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Al Zaytun adalah contoh nyata dari kegagalan manajemen intelijen, pendidikan, dan agama. Al Zaytun adalah bukti dari ketidakberesan negara dalam melindungi puluhan ribu keluarga dan generasi muda yang terjebak dalam ajaran nylenehnya Panji Gumilang.

Saatnya negara hadir untuk menyelesaikan masalah al Zaytun. Saatnya pemerintah, MUI, dan tokoh-tokoh agama bersatu untuk menyelamatkan al Zaytun dari jerat sesat. Saatnya masyarakat sadar dan kritis untuk menolak al Zaytun sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Saatnya kita bersama-sama mengubah al Zaytun menjadi buah zaitun yang sebenarnya, yaitu buah yang bermanfaat, sehat, dan damai.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article