jfid – Indonesia, sebuah negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, dianugerahi dengan sumber daya alam yang melimpah, termasuk energi panas bumi.
Dengan 40 persen dari total potensi energi panas bumi dunia, Indonesia memiliki kapasitas untuk menghasilkan listrik hingga 24 gigawatt.
Namun, meski memiliki potensi yang besar, saat ini pemanfaatan energi ini masih kurang dari 10 persen.
Energi panas bumi adalah sumber energi yang ramah lingkungan karena energi listrik yang dihasilkan memiliki emisi karbon yang rendah.
Hal ini sejalan dengan visi nol emisi karbon yang ditargetkan pemerintah pada 2060.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan geotermal di Indonesia, target pemenuhan pasokan energi listrik melalui Energi Baru Terbarukan (EBT) serta visi nol emisi karbon bisa terwujud.
Bayangkan apa yang bisa kita lakukan dengan 24 gigawatt listrik.
Sehari-hari, kita menggunakan listrik untuk berbagai keperluan.
Mulai dari rumah tangga, di mana kita membutuhkan listrik untuk penerangan, elektronik, dan peralatan rumah tangga lainnya.
Di sektor industri, pabrik dan industri membutuhkan listrik untuk menjalankan mesin dan peralatan mereka.
Infrastruktur publik seperti penerangan jalan, fasilitas umum, dan transportasi publik juga sangat bergantung pada listrik.
Bahkan sektor komersial seperti mal, hotel, restoran, dan bisnis lainnya membutuhkan listrik untuk operasional mereka.
Mekanisme pemanfaatan energi panas bumi menjadi tenaga listrik dilakukan dengan cara menginjeksi air ke perut bumi sehingga uap yang dihasilkan dari panas tersebut dapat dikonversi menjadi tenaga listrik.
“Alam Indonesia menyediakan sumber energi baru terbarukan yang sangat berlimpah serta ramah lingkungan, akan sangat luar biasa jika dapat memanfaatkannya secara maksimal,” kata Koordinator Kelompok Riset Teknik Investigasi dan Evaluasi Nuklir Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Bayu Azmi.
Jadi, mari kita manfaatkan potensi energi panas bumi ini dengan lebih baik.
Kita memiliki sumber daya, kita memiliki teknologi, dan kita memiliki kebutuhan.
Yang kita butuhkan hanyalah komitmen untuk mewujudkannya.