Generasi Z dan Alpha Lebih Bodoh dari Generasi Sebelumnya? Ini Fakta dan Solusinya

Rasyiqi
By Rasyiqi
7 Min Read

jfid – IQ atau kecerdasan intelektual adalah salah satu ukuran yang sering digunakan untuk menilai kemampuan kognitif seseorang. Kognitif adalah kemampuan otak untuk berpikir, belajar, mengingat, menyelesaikan masalah, dan lain-lain.

IQ dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Namun, apakah IQ juga dipengaruhi oleh generasi kelahiran seseorang?

Generasi kelahiran adalah istilah yang digunakan untuk mengelompokkan individu yang lahir pada rentang waktu tertentu. Secara umum, ada lima generasi kelahiran yang sering dibahas saat ini, yaitu:

  • Generasi Baby Boomers: lahir antara tahun 1946-1964
  • Generasi X: lahir antara tahun 1965-1980
  • Generasi Y atau Millennials: lahir antara tahun 1981-1996
  • Generasi Z: lahir antara tahun 1997-2012
  • Generasi Alpha: lahir antara tahun 2013-sekarang

Masing-masing generasi ini memiliki karakteristik, nilai, dan perilaku yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi pada masa mereka tumbuh dan berkembang.

Misalnya, generasi Baby Boomers dikenal sebagai generasi yang bekerja keras, optimis, dan ambisius. Generasi X dikenal sebagai generasi yang mandiri, realistis, dan adaptif. Generasi Y dikenal sebagai generasi yang percaya diri, kreatif, dan kolaboratif.

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang digital, multikultural, dan sosial. Generasi Alpha dikenal sebagai generasi yang cerdas, imajinatif, dan ramah lingkungan.

Lalu, bagaimana dengan IQ mereka?

Penelitian tentang IQ Generasi

Salah satu penelitian terbaru yang membahas perbedaan IQ antara generasi adalah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Otago di Selandia Baru.

Penelitian ini menggunakan data dari tes IQ yang dilakukan oleh lebih dari 1 juta orang di 31 negara selama periode 1950-2019.

Penelitian ini menemukan bahwa ada fenomena yang disebut sebagai efek Flynn, yaitu kenaikan rata-rata IQ sekitar 3 poin per dekade sejak awal abad ke-20 hingga akhir abad ke-20. Efek Flynn ini diduga disebabkan oleh perbaikan kondisi kesehatan, gizi, pendidikan, dan akses informasi pada masa tersebut.

Misalnya, orang-orang pada masa itu mendapatkan vaksinasi, sanitasi, dan obat-obatan yang lebih baik. Mereka juga mendapatkan pendidikan yang lebih lama dan berkualitas. Mereka juga mendapatkan informasi yang lebih luas dan akurat dari media massa.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa efek Flynn ini mulai berhenti atau bahkan berbalik pada generasi terbaru, yaitu generasi Z dan Alpha. Rata-rata IQ generasi ini menurun sekitar 7 poin per dekade sejak tahun 1975.

Penurunan IQ ini diduga disebabkan oleh perubahan lingkungan dan gaya hidup yang kurang mendukung perkembangan kognitif, seperti polusi udara, paparan media digital, kurangnya aktivitas fisik, dan kurangnya interaksi sosial.

Misalnya, orang-orang pada masa ini terpapar polutan udara yang dapat merusak sel-sel otak. Mereka juga terlalu banyak menggunakan media digital yang dapat mengurangi kemampuan konsentrasi dan memori.

Mereka juga kurang bergerak dan berolahraga yang dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke otak. Mereka juga kurang berinteraksi dengan orang lain yang dapat mengurangi kemampuan empati dan komunikasi.

Penelitian ini juga mengungkap bahwa ada perbedaan pola IQ antara jenis kelamin. Pada generasi sebelumnya, laki-laki cenderung memiliki IQ lebih tinggi daripada perempuan.

Namun, pada generasi terbaru, perbedaan ini mulai mengecil atau bahkan menghilang. Hal ini diduga disebabkan oleh perbaikan kesetaraan gender dan peluang pendidikan bagi perempuan.

Misalnya, perempuan pada masa ini mendapatkan hak dan perlindungan yang sama dengan laki-laki. Mereka juga mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan beragam.

Implikasi dan Saran

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa IQ bukanlah sesuatu yang tetap dan tidak berubah sepanjang hidup seseorang.

IQ dapat naik atau turun tergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan otak dan kognitif seseorang.

Penurunan IQ pada generasi terbaru tentu menjadi hal yang mengkhawatirkan, karena dapat berdampak pada produktivitas, kreativitas, inovasi, dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mencegah atau meminimalkan penurunan IQ ini.

Beberapa saran yang dapat dilakukan adalah sebagai adalah meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan untuk semua orang, agar setiap individu memiliki kesempatan untuk belajar sepanjang hayat.

Selain itu, kita juga perlu mendorong kegiatan belajar seumur hidup dan pengembangan diri bagi semua individu. Hal ini akan membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita dengan mengadopsi pola hidup sehat, seperti makan bergizi, berolahraga, tidur cukup, dan menghindari stres berlebihan.

Tidak hanya itu, penting juga untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional dengan berinteraksi positif dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui platform digital. Keterampilan ini akan membantu kita berkontribusi lebih baik dalam masyarakat.

Selain itu, meningkatkan keterampilan digital dan literasi informasi juga sangat penting. Dengan menggunakan media digital secara bijak, kritis, dan bertanggung jawab, kita dapat menghadapi tantangan dunia modern dengan lebih baik.

Terakhir, kita harus meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan dengan menjaga kebersihan, kelestarian, dan keadilan lingkungan. Dengan demikian, kita dapat berperan aktif dalam menjaga bumi kita untuk generasi mendatang.

Dengan melakukan saran-saran di atas, diharapkan IQ generasi terbaru dapat meningkat atau setidaknya tidak menurun lebih jauh. Selain itu, diharapkan juga IQ generasi terbaru dapat digunakan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article