Wajah Abel Tasman, Penjelajah Belanda yang Menjadi Saksi Bisu Erupsi Gunung Marapi

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read

jfid – Gunung Marapi, salah satu gunung berapi aktif di Sumatera Barat, kembali meletus pada 7 Januari 2023.

Erupsi yang terjadi secara tiba-tiba itu menelan korban jiwa sebanyak 22 orang, sebagian besar adalah pendaki yang sedang berkemah di puncak gunung.

Salah satu korban yang meninggal adalah Yasirli Amri, mahasiswa Politeknik Negeri Padang, yang ditemukan tak jauh dari Tugu Abel Tasman.

Tugu Abel Tasman adalah sebuah monumen yang berdiri di puncak Gunung Marapi, sebagai penghormatan kepada Abel Tasman, seorang penjelajah dan pedagang Belanda yang terkenal dengan perjalanannya pada 1642 dan 1644 untuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Ia adalah orang Eropa pertama yang diketahui mencapai kepulauan Tasmania, Selandia Baru, dan Van Diemen’s Land (sekarang Tasmania). Ia juga melihat kepulauan Fiji pada tahun 1643.

Abel Tasman lahir sekitar tahun 1603 di Lutjegast, sebuah desa kecil di provinsi Groningen, di utara Belanda. Ia mulai berkarier sebagai pelaut dagang dan menjadi navigator yang terampil.

Pada tahun 1633, ia bergabung dengan VOC dan berlayar ke Batavia, sekarang Jakarta, Indonesia. Ia ikut serta dalam beberapa pelayaran, termasuk salah satu ke Jepang.

Pada tahun 1642, Tasman ditunjuk oleh VOC untuk memimpin sebuah ekspedisi untuk menjelajahi wilayah-wilayah yang belum dipetakan di Samudra Pasifik Selatan.

Misi utamanya adalah menemukan rute dagang baru dan menjalin hubungan perdagangan dengan penduduk asli.

Setelah meninggalkan Batavia, Tasman berlayar ke arah timur dan mencapai pantai Tasmania, yang ia namai Van Diemen’s Land sesuai dengan nama gubernur jenderal VOC saat itu.

Ia kemudian berlayar ke utara dan menemukan pantai barat Selandia Baru, yang ia namai Staten Landt, tetapi kemudian mengubahnya menjadi Nieuw Zeeland sesuai dengan nama provinsi Belanda, Zeeland.

Meski demikian, ekspedisi Tasman tidak sepenuhnya berhasil. Pertemuan dengan orang-orang Māori di Pulau Selatan Selandia Baru berujung pada konfrontasi kekerasan, yang menyebabkan empat orang dari kru Tasman tewas.

Ia kembali ke Batavia tanpa berhasil menjalin kontak yang signifikan dengan penduduk asli atau membuka hubungan dagang.

Namun demikian, ekspedisi Tasman membuka jalan bagi penjelajahan dan kolonisasi lebih lanjut oleh Inggris di Australia dan Selandia Baru.

Tasman terus melayani VOC hingga akhir hayatnya pada tahun 1659, meninggalkan warisan sebagai salah satu penjelajah terhebat di zamannya.

Wajahnya yang berjanggut dan berkumis, dengan mata yang tajam dan hidung yang mancung, terabadikan dalam sebuah potret yang dibuat oleh Jacob Gerritsz. Cuyp, sekitar tahun 1637.

Potret itu kini disimpan di Museum Nasional Belanda di Amsterdam.

Tugu Abel Tasman di puncak Gunung Marapi didirikan pada tahun 1928 oleh pemerintah Hindia Belanda, sebagai bagian dari peringatan 300 tahun kedatangan Tasman di Selandia Baru.

Tugu itu berbentuk segi empat dengan tinggi sekitar 2 meter, yang dihiasi dengan relief wajah Tasman dan tulisan “Abel Janszoon Tasman 1642-1928”.

Tugu itu juga menjadi saksi bisu dari beberapa erupsi Gunung Marapi yang terjadi sejak abad 18 hingga sekarang.

Kisah pilu di balik Tugu Abel Tasman terulang kembali ketika Yasirli Amri, salah satu pendaki yang tewas akibat erupsi Gunung Marapi, ditemukan di dekatnya.

Yasirli Amri adalah mahasiswa jurusan teknik sipil angkatan 2022 di Politeknik Negeri Padang. Ia merupakan salah satu dari 70 pendaki yang sedang berkemah di puncak gunung saat erupsi terjadi.

Yasirli Amri sempat mengirimkan video dan menelpon ayahnya, meminta tolong dan berpamitan, ketika ia terjebak oleh hujan batu dan abu vulkanik. Ia juga sempat mengucapkan syahadat dan berdoa agar selamat.

Namun, sebelum tim penyelamat datang, tubuhnya ditemukan sudah tidak bernyawa di dekat Tugu Abel Tasman pada Selasa (5/12/2023) pukul 17.00 WIB.

Jenazah Yasirli Amri kemudian dibawa ke rumahnya untuk dimakamkan di Kubu Jorong Turawan Nagari III Koto, Sumbar.

Kabar meninggalnya Yasirli Amri juga telah disiarkan di Instagram Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang. Keluarga, teman, dan rekan-rekannya menyampaikan belasungkawa dan doa untuk almarhum.

Wajah Abel Tasman dan Yasirli Amri kini bersanding dalam kenangan, sebagai korban dan saksi dari keganasan alam yang tak terduga.

Mereka juga mengingatkan kita akan semangat penjelajahan dan petualangan yang tak pernah padam, meski harus menghadapi risiko dan tantangan yang besar.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article