Pengaruh Besar Fashion terhadap Citra Diri, Mood, dan Hubungan Sosial

ZAJ
By ZAJ
6 Min Read
Pengaruh Besar Fashion terhadap Citra Diri, Mood, dan Hubungan Sosial
Pengaruh Besar Fashion terhadap Citra Diri, Mood, dan Hubungan Sosial

Fashion tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Cara berpakaian seseorang dapat menimbulkan kesan tertentu bagi yang memandangnya, baik positif maupun negatif.

Kesan ini dapat mempengaruhi hubungan sosial seseorang, baik dalam hal pertemanan, percintaan, maupun karier.

Salah satu fenomena psikologi yang disebabkan oleh pakaian adalah Halo-Horn Effect. Halo effect dan Horn effect memiliki definisi yang berbeda.

Halo effect sendiri merupakan sebuah fenomena ketika orang cenderung percaya bahwa orang yang menarik secara fisik memiliki kualitas yang positif seperti kecerdasan, kebaikan, dan kejujuran.

Sebaliknya, horn effect berlaku bagi orang yang dianggap tidak menarik secara fisik cenderung dianggap tidak cerdas, tidak baik, dan tidak jujur.

Fenomena ini dapat memengaruhi hubungan sosial seseorang, baik dalam hal pertemanan, percintaan, maupun karier.

Misalnya, seseorang yang berpakaian merah saat nge-date dapat menarik perhatian pasangannya lebih mudah. Seseorang yang berpakaian menyerupai pakaian si bos dapat lebih cepat mendapatkan promosi jabatan.

Seseorang yang berpakaian maskulin saat melamar pekerjaan dapat lebih mudah diterima dibanding yang berpakaian feminin.

Namun, fenomena ini juga dapat menimbulkan prasangka dan stereotip yang tidak benar. Seseorang yang berpakaian terbuka dapat dinilai lebih tidak berkemampuan dibanding yang berpakaian tertutup.

Seseorang yang berpakaian provokatif saat masa subur dapat dianggap menggoda pria. Seseorang yang berpakaian hitam dapat dianggap depresi atau bermasalah.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk berpakaian sesuai dengan TPO; Time, Place, Occasion. Dengan berpakaian sesuai dengan waktu, tempat, dan kegiatan, seseorang dapat menciptakan kesan yang baik dan membangun hubungan sosial yang harmonis.

Namun, hal ini tidak berarti seseorang harus mengikuti standar atau norma yang ditetapkan oleh orang lain. Seseorang tetap dapat berpakaian sesuai dengan gaya dan kepribadian sendiri, asalkan tidak melanggar etika dan moral.

Kesimpulan

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article