Misteri Kiamat Suku Maya dalam Film 2012: Fakta atau Fiksi?

Noer Huda
2 Min Read
Misteri Kiamat Suku Maya Dalam Film 2012: Fakta Atau Fiksi?
Misteri Kiamat Suku Maya Dalam Film 2012: Fakta Atau Fiksi?

jfid – Film 2012, karya monumental Roland Emmerich dan Harald Kloser, tak hanya sekadar hiburan bencana fiksi ilmiah.

Dengan inspirasi dari akhir putaran Kalender Hitungan Panjang Maya, film ini berhasil memikat penonton dengan visualnya yang menggambarkan kiamat global.

Dikemas dengan sinematografi megah, film ini memulai perjalanan dengan Adrian Helmsley, seorang geologis Amerika, dan ahli astrofisik Satnam Tsurutani di India.

Keduanya menghadirkan prediksi badai matahari tahun 2012, mengundang ketegangan dari spektakulernya bencana yang akan terjadi.

Berbagai ikon dunia runtuh dalam serangkaian bencana alam. Monumen Washington retak, dan Basilika Santo Petrus roboh dalam detil dramatis.

Los Angeles tenggelam, namun di balik kehancuran, terpancar harapan. Pemerintah dunia yang bijaksana merespons dengan membangun kapal-kapal besar, menawarkan narasi positif tentang kelangsungan hidup manusia di tengah malapetaka.

Film ini memberikan pesan bahwa di dalam kehancuran, kita masih bisa menemukan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Keterampilan Emmerich menggambarkan bahwa meskipun menghadapi bencana, manusia tetap memiliki kemungkinan untuk bangkit kembali. Ini adalah pelajaran universal yang tetap relevan di tengah dinamika kehidupan nyata.

Kesuksesan film ini pada penayangan internasional menunjukkan daya tarik universalnya.

Pada tanggal 13 November 2009, film ini meraih lebih dari 769 juta dolar AS, dengan 78% pendapatan berasal dari penonton internasional.

Ini menandai bahwa tema kiamat dan harapan memiliki daya tarik yang melampaui batas geografis, menghadirkan perasaan universal tentang daya tahan manusia di hadapan malapetaka.

Dalam kesimpulannya, Film 2012 bukan sekadar tontonan biasa. Ia menggugah pemirsa untuk merenung tentang kekuatan harapan di dalam kehancuran.

Karya ini bukan hanya prestasi finansial tetapi juga karya seni yang merangkul tema universal, membuatnya menjadi perbincangan global yang tak terlupakan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article