jfid – Leo Szilard adalah seorang ilmuwan fisika yang lahir di Hongaria pada tahun 1898. Ia adalah salah satu penggagas industri nuklir di Amerika Serikat dan berperan penting dalam pembuatan bom atom pertama di dunia.
Namun, ia juga adalah seorang aktivis perdamaian yang menentang penggunaan senjata nuklir untuk tujuan perang. Kisah hidupnya penuh dengan kontradiksi dan ironi.
Szilard menunjukkan bakatnya dalam bidang sains sejak kecil. Ia belajar di Universitas Berlin dan bekerja sama dengan ilmuwan-ilmuwan terkenal seperti Albert Einstein, Max Planck, dan Niels Bohr.
Ia juga mengembangkan ide-ide cemerlang tentang reaksi berantai, siklus termodinamika, dan mesin pemisah isotop. Pada tahun 1933, ia berhasil mematenkan konsep reaktor nuklir, yang merupakan dasar bagi pembangkit listrik tenaga nuklir.
Namun, pada saat yang sama, ia juga menyaksikan naiknya rezim Nazi di Jerman, yang mengancam kehidupan dan kebebasan ilmuwan-ilmuwan Yahudi seperti dirinya.
Ia berhasil melarikan diri ke Inggris pada tahun 1934, dan kemudian ke Amerika Serikat pada tahun 1938.
Di sana, ia bergabung dengan Proyek Manhattan, sebuah program rahasia yang bertujuan untuk membuat bom atom sebelum Jerman Nazi melakukannya.
Szilard adalah orang yang meyakinkan Einstein untuk menulis surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt pada tahun 1939, yang memicu dimulainya Proyek Manhattan.
Ia juga adalah orang yang memilih Enrico Fermi sebagai pemimpin tim yang berhasil menciptakan reaksi berantai pertama di dunia pada tahun 1942.
Ia juga berkontribusi dalam desain dan konstruksi bom atom pertama yang diuji coba di Alamogordo, New Mexico, pada tahun 1945.
Namun, setelah mengetahui bahwa Jerman Nazi telah menyerah dan tidak memiliki program nuklir yang serius, Szilard berubah pikiran tentang penggunaan bom atom. Ia merasa bahwa senjata nuklir adalah ancaman bagi kemanusiaan dan harus dihindari.
Ia menulis surat kepada Presiden Harry S. Truman pada tahun 1945, yang meminta agar bom atom tidak digunakan terhadap Jepang, melainkan ditunjukkan sebagai peringatan. Suratnya tidak pernah sampai ke tangan Truman.
Szilard juga mengorganisir petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 70 ilmuwan yang terlibat dalam Proyek Manhattan, yang menyerukan agar bom atom tidak digunakan tanpa peringatan terlebih dahulu. Petisi ini juga tidak dihiraukan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, dan tiga hari kemudian, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Sekitar 200.000 orang tewas akibat ledakan dan radiasi.
Szilard merasa bersalah dan menyesal atas perannya dalam pembuatan bom atom. Ia mengundurkan diri dari Proyek Manhattan dan beralih ke bidang biologi molekuler.
Ia juga menjadi salah satu pendiri Dewan Atom Dunia, sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengawasi penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
Ia juga menjadi salah satu penandatangan Manifesto Russell-Einstein, sebuah dokumen yang menyerukan penghapusan senjata nuklir dan penyelesaian konflik secara damai.
Szilard meninggal pada tahun 1964 karena kanker kandung kemih. Ia dimakamkan di Pemakaman Ferncliff di New York. Namanya tidak sepopuler rekan-rekannya seperti Einstein, Fermi, atau Oppenheimer.
Namun, ia adalah salah satu ilmuwan yang paling berpengaruh dan berani dalam sejarah sains. Ia adalah seorang jenius yang menciptakan dan menghancurkan, seorang pembuat dan penghancur, seorang pencipta dan penentang bom atom.