Kenapa Film Vina Bikin Heboh? Sutradara Anggy Umbara Ungkap Fakta Mengejutkan Soal CCTV

Lukman Sanjaya
6 Min Read
Kenapa Film Vina Bikin Heboh? Sutradara Anggy Umbara Ungkap Fakta Mengejutkan Soal CCTV
Kenapa Film Vina Bikin Heboh? Sutradara Anggy Umbara Ungkap Fakta Mengejutkan Soal CCTV

Salah satu puncak perdebatan yang menyeret Anggy adalah munculnya tangkapan layar rekaman CCTV yang viral di media sosial.

Foto tersebut diduga terkait dengan kasus pembunuhan Vina.

Namun, setelah diperlihatkan kepada Anggy oleh penyidik, ia dengan tegas menyatakan bahwa itu adalah hoaks.

“Tadi dikasih lihat (tangkapan layar) CCTV ternyata bukan CCTV tapi orang kita lagi syuting direkam.

Nah itu jadi CCTV jadi hoaks, saya konfirmasi kita lagi syuting,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan terlihat jelas pada jaket yang dikenakan dan pencahayaan yang digunakan saat syuting.

“Kita bikin produk komersil yang menghibur dan menyampaikan pesan,” kata Anggy, menegaskan bahwa tangkapan layar tersebut hanyalah bagian dari proses pembuatan film dan bukan bukti nyata dari peristiwa kejahatan yang sebenarnya.

Proses Kreatif di Balik Film

Dalam penjelasannya, Anggy menyebut bahwa ide untuk membuat film ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ datang dari produser Dheeraj Kalwani.

Mereka tertarik dengan aspek supranatural dari kasus pembunuhan tersebut yang menurut Anggy, belum pernah terjadi sebelumnya.

“Saya bilang menarik banget karena ada sisi supranatural dari dalam kasus.

Belum pernah kejadian di mana-mana dan ini banyak pesan yang bisa diambil dari sini,” katanya.

Anggy menjelaskan bahwa film ini berfokus pada peristiwa yang terjadi tujuh hari setelah pembunuhan, dan bukan pada proses hukumnya.

“Jadi kita ceritain semua apa yang terjadi keluarga dalam tujuh hari itu, jadi kita nggak sampai ke kasusnya kita bahas,” ungkapnya.

Film ini mengeksplorasi nilai-nilai keluarga dan bagaimana mereka menghadapi tragedi.

Menariknya, meskipun film tersebut menimbulkan kontroversi, Anggy mengaku tidak menyesal dan bahkan merasa mendapat pengalaman baru.

Tanggapan Pihak Kepolisian

Polda Jawa Barat, dalam tanggapannya terhadap film ini, menyatakan bahwa masyarakat harus bisa membedakan antara karya fiksi dan fakta.

Kombes Pol Jules Abraham Abast menegaskan bahwa meskipun film terinspirasi dari kejadian nyata, tidak semua yang digambarkan dalam film adalah fakta yang ditemukan selama proses penyidikan.

“Silakan masyarakat mengambil suatu pembelajaran membedakan bahwa mana yang film benar-benar nyata, fiksi atau non-fiksi,” kata Jules.

Ia juga menjelaskan bahwa kasus pembunuhan tersebut awalnya dilaporkan sebagai kecelakaan sebelum akhirnya ditemukan indikasi pembunuhan.

Delapan orang anggota geng motor ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara, dengan tujuh orang divonis hukuman penjara seumur hidup dan satu orang yang masih di bawah umur divonis delapan tahun.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article