Jejak Ketupat Lebaran: Merunut Asal-usul dan Makna di Balik Tradisi Klasik

zing
By zing
3 Min Read

jfid – Ketupat Lebaran, sebuah warisan budaya yang menghiasi meja-maja keluarga di Indonesia setiap kali menyambut Idul Fitri.

Namun, di balik kenikmatan kuliner ini, tersimpan cerita yang panjang dan makna yang mendalam.

Mari kita telusuri lebih dalam lagi tentang asal-usul serta filosofi yang terkandung dalam ketupat Lebaran ini.

Mengulik Ketupat: Lebih dari Sekadar Makanan

Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

ketupat adalah makanan yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa,

berbentuk kantong segi empat dan sebagainya,

kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.

Namun, jauh dari sekadar definisi itu, ketupat telah menjadi bagian

dari tradisi budaya yang membawa makna mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya dalam momen Lebaran.

Filosofi di Balik Ketupat Lebaran

Menurut situs Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur,

asal-usul kata “ketupat” atau “kupat” berasal dari bahasa Jawa “ngaku lepat” yang memiliki arti “mengakui kesalahan”.

Hal ini menjadi dasar filosofis dari ketupat Lebaran, yang tidak hanya menjadi santapan lezat,

tetapi juga simbol pengakuan kesalahan, keikhlasan dalam memaafkan,

serta kedamaian dalam merayakan momen penting seperti Idul Fitri.

Tidak hanya itu, kupat juga memiliki makna filosofis yang dalam,

yang tercermin dari empat sisi ketupat itu sendiri.

Lebaran, dari kata dasar ‘lebar’ artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain; Luberan,

dari kata dasar ‘luber’ artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan;

Leburan, dari kata dasar ‘lebur’ artinya bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun;

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article