Dukung Palestina, Bintang Film Scream Dicoret dari Daftar Pemain

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Dukung Palestina, Bintang Film Scream Dicoret Dari Daftar Pemain
Dukung Palestina, Bintang Film Scream Dicoret Dari Daftar Pemain
- Advertisement -

jfid – Melissa Barrera, aktris yang dikenal dari berbagai produksi, menghadapi pemecatan dari sekuel film Scream setelah mengungkapkan dukungannya terhadap Palestina melalui media sosial.

Dukungan luas mengalir kepadanya setelah postingannya yang pro-Palestina, yang menyuarakan kebutuhan akan gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Gaza.

Mick Wallace, seorang anggota Parlemen Eropa dari Irlandia, turut menyuarakan dukungan lewat platform media sosial, menegaskan bahwa pemecatan Barrera karena berbicara atas nama rakyat Palestina merupakan tindakan yang tidak tepat.

Barrera, 33 tahun, sebelumnya juga telah menandatangani surat terbuka bersama beberapa tokoh Hollywood yang menyerukan gencatan senjata di wilayah tersebut.

Ad image

Dalam surat tersebut, ia menyerukan para pemimpin dunia, termasuk Kongres AS dan Presiden, untuk segera menghentikan konflik yang telah memakan korban jiwa.

Namun, perusahaan produksi Spyglass yang memproduksi film Scream mengeluarkan pernyataan tegas bahwa mereka tidak mentoleransi pernyataan yang dianggap sebagai bentuk antisemitisme atau hasutan kebencian.

Mereka menegaskan pemecatan Barrera karena postingannya di media sosial, yang dianggap melanggar batas ujaran kebencian.

Kasus serupa terjadi pada Susan Sarandon, aktris pemenang penghargaan lainnya, yang dipecat oleh agensi bakat Hollywood, United Talent Agency (UTA), setelah pernyataannya dalam rapat umum pro-Palestina di New York City.

Pernyataannya mengenai keadaan orang Yahudi dan Muslim di negara tersebut menuai kritik tajam.

Kritikus film Zoe Rose Bryant dan bintang serial televisi Grace Van Dien juga turut menunjukkan dukungan kepada Barrera, namun, reaksi ini memicu perdebatan luas di antara berbagai pihak terkait batas-batas pendapat dan sikap yang dapat diungkapkan di platform publik.

Perdebatan tentang batas kebebasan berekspresi dan sensitivitas terhadap isu geopolitik seperti konflik Israel-Palestina kembali mencuat, menciptakan dinamika antara dukungan terhadap hak berekspresi dan tanggung jawab atas pernyataan yang bisa menyinggung kelompok tertentu.

- Advertisement -
Share This Article