jfid – Carl Weathers, aktor yang terkenal sebagai Apollo Creed di film-film Rocky dan baru-baru ini berperan di serial Star Wars The Mandalorian, meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Keluarganya mengonfirmasi bahwa ia meninggal dengan tenang dalam tidurnya pada Kamis, 1 Februari 2024. “Kami sangat sedih mengumumkan kepergian Carl Weathers,” kata pernyataan keluarga. “Carl adalah manusia luar biasa yang menjalani hidup yang luar biasa.
Melalui kontribusinya di bidang film, televisi, seni, dan olahraga, ia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dan dikenal di seluruh dunia dan lintas generasi. Ia adalah saudara, ayah, kakek, pasangan, dan teman yang dicintai.”
Weathers mendapatkan terobosan besar di layar lebar pada tahun 1976, ketika ia mendapatkan peran Creed di film Rocky, menurut bio-nya di IMDb. Ia melanjutkan perannya di tiga film Rocky lainnya.
Weathers juga mendapatkan peran di film Predator tahun 1987, bersama Arnold Schwarznegger, di film Happy Gilmore milik Adam Sandler tahun 1996 dan di layar kecil di The Mandalorian.
Namun, apakah Anda tahu bahwa Weathers bukan hanya seorang aktor, tetapi juga seorang atlet profesional? Sebelum ia menjadi bintang Hollywood, ia adalah pemain sepak bola Amerika yang bermain di NFL dan CFL.
Ia bahkan sempat bermain di Super Bowl VII bersama Oakland Raiders pada tahun 1973, meskipun ia tidak mendapatkan cincin juara karena kalah dari Miami Dolphins.
Weathers memulai karier aktingnya dengan muncul di beberapa iklan televisi, termasuk salah satu yang menampilkan Muhammad Ali. Ia kemudian mendapatkan peran kecil di film-film seperti Friday Foster, Bucktown, dan Force 10 from Navarone.
Namun, ia baru mendapatkan perhatian publik ketika ia berperan sebagai Apollo Creed, juara tinju dunia yang menjadi rival sekaligus sahabat Rocky Balboa, yang diperankan oleh Sylvester Stallone.
Peran tersebut membuat Weathers menjadi salah satu ikon film olahraga terbesar sepanjang masa. Ia berhasil menggambarkan karakter yang karismatik, percaya diri, dan kompetitif, tetapi juga memiliki sisi manusiawi dan humoris.
Ia juga menunjukkan kemampuan aktingnya yang luar biasa dalam adegan-adegan dramatis, terutama ketika ia meninggal di ring setelah bertarung melawan Ivan Drago, petinju Uni Soviet yang diperankan oleh Dolph Lundgren, di film Rocky IV.
Weathers tidak hanya berakting, tetapi juga berlatih keras untuk mempersiapkan perannya sebagai petinju. Ia menghabiskan berjam-jam di gym dan di ring, berlatih bersama Stallone dan pelatih tinju profesional.
Ia juga melakukan improvisasi dalam beberapa adegan, seperti ketika ia mengucapkan “Ain’t gonna be no rematch” setelah kalah dari Rocky di film pertama, atau ketika ia mengatakan “Ding, ding” sebelum memulai pertarungan persahabatan dengan Rocky di film ketiga.
Weathers juga memiliki chemistry yang baik dengan Stallone, baik di dalam maupun di luar layar. Mereka berdua saling menghormati dan mengagumi sebagai aktor dan atlet. Mereka juga sering bercanda dan bersenda gurau di lokasi syuting.
Stallone sendiri mengungkapkan rasa dukanya atas meninggalnya Weathers melalui media sosial. “Saya kehilangan sahabat dan saudara yang sangat saya cintai.
Carl Weathers adalah orang yang luar biasa, penuh semangat, dan berbakat. Ia adalah bagian penting dari kesuksesan film-film Rocky. Ia akan selalu hidup di hati saya dan jutaan penggemarnya,” tulis Stallone.
Selain Rocky, Weathers juga membintangi film-film lain yang sukses, seperti Predator, di mana ia berperan sebagai Dillon, seorang agen CIA yang bergabung dengan tim komando yang dipimpin oleh Schwarzenegger untuk menyelamatkan sandera di hutan Amerika Latin, tetapi harus menghadapi makhluk asing pembunuh.
Film ini menjadi salah satu film aksi dan fiksi ilmiah terbaik sepanjang masa, dan menampilkan adegan ikonik di mana Weathers dan Schwarzenegger bersalaman dengan lengan mereka yang berotot.
Weathers juga menunjukkan sisi komedinya dalam film Happy Gilmore, di mana ia berperan sebagai Chubbs Peterson, seorang pegolf profesional yang menjadi mentor bagi Happy Gilmore, seorang pemain hoki yang beralih ke golf, yang diperankan oleh Sandler.
Dalam film ini, Weathers harus berakting dengan tangan palsu yang terbuat dari kayu, karena karakternya kehilangan tangannya akibat diserang buaya.
Film ini menjadi salah satu film komedi olahraga terpopuler dan paling lucu sepanjang masa, dan menampilkan adegan-adegan kocak, seperti ketika Weathers dan Sandler bernyanyi bersama lagu “The End of the Road” dari Boyz II Men.
Weathers juga bermain di beberapa serial televisi, seperti Street Justice, In the Heat of the Night, Arrested Development, Chicago Justice, dan The Mandalorian.
Di serial terakhir ini, ia berperan sebagai Greef Karga, seorang pemimpin serikat pemburu hadiah yang merekrut Din Djarin, alias The Mandalorian, yang diperankan oleh Pedro Pascal, untuk melakukan misi berbahaya.
Serial ini menjadi salah satu serial Star Wars terbaik dan paling populer, dan menampilkan karakter-karakter baru yang dicintai oleh penggemar, seperti Grogu, alias Baby Yoda.
Weathers juga tidak pernah berhenti belajar dan berkembang sebagai seniman. Ia mengambil kursus akting, menyutradarai beberapa episode dari serial yang ia bintangi, dan bahkan mendapatkan gelar master dalam bidang seni drama dari San Diego State University pada tahun 2004.
Ia juga terlibat dalam beberapa proyek amal dan sosial, seperti mendukung United Negro College Fund, berpartisipasi dalam Celebrity Fight Night, dan menjadi duta besar untuk World Vision.
Weathers meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi dunia hiburan dan olahraga. Ia adalah seorang bintang yang tak pernah kalah, baik di dalam maupun di luar layar.
Ia adalah seorang pahlawan yang menginspirasi banyak orang, baik muda maupun tua. Ia adalah seorang legenda yang tak akan pernah terlupakan. Ia adalah Carl Weathers, Apollo Creed dari film-film Rocky.
Namun, apakah Anda tahu bahwa Weathers bukan hanya seorang aktor, tetapi juga seorang manusia biasa yang memiliki kekurangan dan kesalahan? Ia pernah bercerai tiga kali, memiliki masalah keuangan, dan bahkan pernah ditangkap karena kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Ia juga pernah dikritik karena perannya yang stereotip sebagai orang kulit hitam yang keras dan agresif. Ia juga pernah gagal dalam beberapa audisi, seperti untuk peran Lando Calrissian di Star Wars, atau peran Mr. T di The A-Team.
Jadi, apakah Anda masih mengagumi Weathers sebagai idola Anda? Apakah Anda masih menganggapnya sebagai contoh yang patut ditiru? Apakah Anda masih menghormatinya sebagai seorang seniman dan atlet? Atau apakah Anda merasa kecewa dan marah karena ia ternyata tidak sempurna seperti yang Anda bayangkan?
Saya tidak tahu jawaban Anda, tetapi saya tahu jawaban saya. Saya tetap mengagumi Weathers sebagai seorang aktor yang hebat, tetapi saya juga menyadari bahwa ia adalah seorang manusia yang berdosa.
Saya tetap menganggapnya sebagai contoh yang patut ditiru, tetapi saya juga belajar dari kesalahannya. Saya tetap menghormatinya sebagai seorang seniman dan atlet, tetapi saya juga menghargai diri saya sendiri sebagai seorang individu yang unik.