Bukan Megawati atau Khofifah, Inilah Sosok Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia

Deni Puja Pranata
8 Min Read
Bukan Megawati atau Khofifah, Inilah Sosok Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia
Bukan Megawati atau Khofifah, Inilah Sosok Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia

jfid – Megawati Soekarno Putri dan Khofifah Indar Parawansa disebut sebut oleh publik dan media mainstream sebagai wanita paling berpengaruh di Indonesia.

Berbagai parameter rasional menjadi sudut pandang dari penilaian, mulai dari survei dan berbagai variabel yang menempatkan kedua tokoh tersebut sebagai wanita Indonesia paling berpengaruh. 

Redaksi jurnalfaktual.id melakukan riset dan diskusi panjang tentang penilaian wanita paling berpengaruh di Indonesia. Skor didasarkan bukan dari prestasinya sebagai CEO atau pimpinan perusahaan atau nilai materi yang diraihnya. Namun, sejauh mana pengaruh serta efeknya pada bangsa dan negara. 

Tentu, pengaruh seorang individu dinamis. Semisal, Megawati Soekarno Putri saat menjadi Presiden Republik Indonesia pada periode 2001-2004 adalah sosok wanita paling berpengaruh.

Namun, pengaruh individu bergeser mengikuti zaman. Sebagaimana Cut Nyak Dien seorang perempuan, pejuang dari Aceh yang memiliki kegigihan melawan Belanda adalah wanita paling berpengaruh di zamannya. Juga Kartini, yang mencetuskan perjuangan emansipasi wanita di Indonesia. Walau, pengaruhnya diwariskan pada generasi setelahnya. 

Redaksi jurnalfaktual.id menempatkan Hj. Iriana Jokowidodo (Ibu Negara) ditempatkan sebagai wanita paling berpengaruh di Indonesia. 

Ibu Negara adalah status perempuan tertinggi di suatu Negara. Kritik redaksi pada tahun 2022 sebuah majalah tidak memasukkan Iriana Jokowi sebagai wanita paling berpengaruh di Indonesia. 

Nama Iriana Jokowidodo baru masuk daftar 20 wanita berpengaruh pada tahun 2023. Berbagai koresponden pun dalam survei tak memasukkan nama Iriana sebagai wanita berpengaruh. 

Coba anda bayangkan, bagaimana jika Iriana marah dan ngomel pada Presiden Jokowi saat Negara dalam keadaan genting? 

Taukah anda saat David Bekham selalu gagal mengeksekusi pinalti karena sebelumnya mengingat Victoria Caroline yang cemberut? Apa jadinya Negara Indonesia ketika Iriana selalu cemberut pada Presiden Jokowi. Pengaruh seorang wanita tidak bisa diukur dari prestasi dan capaiannya. Tapi, senyum dan cemberutnya bisa berpengaruh pada 200 juta rakyat Indonesia. 

Iriana Jokowi mungkin tidak sepopuler suaminya, Presiden Joko Widodo, yang dikenal dengan sapaan Jokowi. Namun, di balik kesederhanaan dan keterbatasannya, Iriana memiliki peran penting dalam mendukung karier dan kepemimpinan Jokowi. Siapa sebenarnya Iriana Jokowi dan bagaimana pengaruhnya bagi Indonesia?

Iriana lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1 Oktober 1963, sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan Ngadijo dan Sri Soenarni. Ayah dan kakeknya adalah guru, yang memberinya nama Iriana setelah pulang dari Irian Jaya (sekarang Papua). 

Iriana menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Surakarta dan melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, jurusan ekonomi. Namun, ia tidak menyelesaikan studinya karena menikah dengan Jokowi pada tahun 1986. 

Iriana bertemu dengan Jokowi secara tidak sengaja, ketika ia berkunjung ke rumah adik Jokowi, Iit Sriyantini, yang merupakan temannya. Saat itu, Jokowi masih kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dari pertemuan itu, mereka berdua akhirnya menjalin hubungan asmara dan menikah empat tahun kemudian.  Iriana mengikuti suaminya yang bekerja di PT Kertas Kraft Aceh, dan kembali ke Jawa saat hamil anak pertama mereka. 

Iriana dan Jokowi dikaruniai tiga orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep. Sebagaimana wanita lainnya, Iriana mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga, yang mengurus suami dan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.

Ia juga memiliki resep khusus untuk menjaga stamina suaminya, yaitu jamu temulawak, campur jahe, kacang hijau, dan terkadang ditambahkan madu. Resep ini sudah diberikan sejak 17 tahun lalu. 

Ketika Jokowi memasuki dunia politik dan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005, Iriana pun mulai terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Ia menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Surakarta, yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Iriana banyak menjalankan program-program pelatihan usaha, bantuan modal, dan pemberian beasiswa bagi warga miskin. Ia juga peduli dengan nasib ‘wong cilik’, yang pernah dirasakan oleh suaminya saat rumahnya digusur tanpa pesangon. 

Iriana melanjutkan peran yang sama ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Ia menjadi Ketua TP PKK Provinsi DKI Jakarta, yang menginisiasi berbagai program inovatif, seperti Rumah Pintar, Rumah Sehat, Rumah Baca, dan Rumah Kreasi. Iriana juga aktif mengunjungi berbagai tempat, seperti pasar, sekolah, panti asuhan, dan rumah sakit, untuk berdialog dan berbagi dengan masyarakat. Ia selalu mengenakan pakaian sederhana dan tidak mau bersikap seperti seorang ndoro (bangsawan). 

Puncak karier Jokowi sebagai politisi terjadi pada tahun 2014, ketika ia terpilih menjadi Presiden Indonesia ke-7. Iriana pun secara otomatis menjadi Ibu Negara Indonesia, yang merupakan posisi tertinggi bagi seorang perempuan di negeri ini. Namun, Iriana tetap menjaga kesederhanaan dan keterbukaannya. Ia tidak mengubah gaya berpakaiannya, yang biasanya berupa kebaya, batik, atau blus dan rok. Ia juga tidak memakai perhiasan mewah, melainkan hanya anting-anting dan gelang yang dibelinya di pasar. 

Sebagai Ibu Negara, Iriana tidak hanya mendampingi suaminya dalam berbagai acara kenegaraan, baik di dalam maupun luar negeri, tetapi juga melanjutkan kegiatan sosial dan kemanusiaannya.

Iriana menjadi Ketua Umum TP PKK Pusat, yang mengkoordinasikan seluruh TP PKK di Indonesia. Ia juga menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Jantung Indonesia, yang berfokus pada pencegahan dan penanganan penyakit jantung. Selain itu, Iriana juga menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Kanker Indonesia, yang berupaya meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan penderita kanker. 

Iriana juga memiliki minat khusus pada bidang pendidikan dan budaya. Ia sering mengunjungi sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk memberikan motivasi dan bantuan kepada siswa dan guru. Ia juga mendukung pengembangan pendidikan inklusif, yang memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Iriana juga gemar membaca buku, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Indonesia. Ia juga senang menonton film, teater, dan pertunjukan seni lainnya, yang menampilkan kekayaan dan keanekaragaman Indonesia. 

Pengaruh Iriana Jokowi bagi Indonesia tidak dapat diukur dengan angka atau prestasi. Iriana lebih banyak berperan sebagai pendamping, penasehat, dan penyemangat bagi suaminya, yang mengemban tanggung jawab besar sebagai pemimpin bangsa.

 Iriana juga menjadi teladan bagi perempuan Indonesia, yang menunjukkan bahwa kesederhanaan, keterbukaan, dan kepedulian adalah nilai-nilai yang penting dalam kehidupan. Iriana juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, yang mengajarkan bahwa pendidikan, budaya, dan kesehatan adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikembangkan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article