Artis Terjerat Narkoba Harus Diblacklist dari Dunia Entertainment

Rasyiqi
By Rasyiqi
7 Min Read
Artis Terjerat Narkoba Harus Diblacklist dari Dunia Entertainment
Artis Terjerat Narkoba Harus Diblacklist dari Dunia Entertainment

jfid – Narkoba adalah musuh bersama yang mengancam siapa saja, termasuk para artis.

Di Indonesia, banyak artis yang terjerat kasus narkoba, namun masih bisa eksis dan kembali ke dunia hiburan setelah menjalani hukuman.

Di Korea Selatan, kasus narkoba bisa menjadi akhir karier bagi para artis yang terlibat. Mengapa ada perbedaan sikap dan dampak antara dua negara ini?

Indonesia: Kasus Narkoba Tak Menghalangi Eksistensi

Sepanjang tahun 2022 hingga 2023, ada banyak kasus narkoba yang menyeret para publik figur Indonesia.

Dari kalangan aktor, penyanyi, hingga model, tak sedikit yang ditangkap karena menggunakan, memiliki, atau bahkan mengedarkan narkoba.

Salah satu kasus yang menggegerkan adalah penangkapan aktor senior Karenina Sunny Halim pada 10 Agustus 2023.

Dia ditangkap bersama suaminya, Andi Dewanto, dan seorang pria berinisial A di sebuah hotel di Jakarta. Dari tangan mereka, polisi menyita barang bukti berupa sabu, ekstasi, dan ganja.

Karenina bukanlah artis pertama yang terjerat kasus narkoba. Sebelumnya, ada nama-nama seperti Ardhito Pramono, Fico Fachriza, Roby Satria, Juwita Bahar, Vanessa Angel, Lucinta Luna, hingga Millen Cyrus yang juga pernah ditangkap karena narkoba.

Namun, kasus narkoba tampaknya tidak menghalangi eksistensi para artis ini di dunia hiburan.

Setelah menjalani hukuman, baik berupa penjara, rehabilitasi, maupun denda, mereka bisa kembali beraktivitas dan mendapatkan tawaran pekerjaan.

Misalnya, Lucinta Luna yang divonis 10 bulan penjara karena menggunakan ekstasi dan tramadol, berhasil bebas bersyarat pada 8 Desember 2020.

Setelah itu, dia kembali aktif di media sosial dan merilis beberapa lagu baru. Bahkan, dia mendapat kesempatan untuk bermain film bersama Raffi Ahmad dan Baim Wong.

Hal serupa juga dialami Vanessa Angel (alm.) yang divonis tiga bulan penjara karena menggunakan sabu.

Setelah bebas pada 29 Juni 2020, dia langsung mendapat tawaran untuk membintangi sinetron dan film. Dia juga menikah dengan pengusaha asal Jambi, Bibi Ardiansyah, pada 15 Februari 2021.

Korea Selatan: Kasus Narkoba Jadi Akhir Karier

Berbeda dengan Indonesia, di Korea Selatan, kasus narkoba bisa menjadi akhir karier bagi para artis yang terlibat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Hukum yang ketat. Korea Selatan memiliki hukum yang ketat terkait narkoba. Siapa pun yang terbukti menggunakan, memiliki, atau mengedarkan narkoba bisa dijatuhi hukuman penjara hingga seumur hidup, atau bahkan hukuman mati.

Budaya yang konservatif. Korea Selatan memiliki budaya yang konservatif, terutama terkait moral dan etika.

Masyarakat Korea Selatan cenderung tidak toleran terhadap perilaku menyimpang, termasuk penyalahgunaan narkoba. Mereka menganggap narkoba sebagai hal yang tabu dan memalukan.

Industri hiburan yang kompetitif. Korea Selatan memiliki industri hiburan yang kompetitif, terutama di bidang musik dan drama.

Para artis harus bersaing untuk mendapatkan popularitas dan penghasilan. Kasus narkoba bisa merusak citra dan reputasi mereka, sehingga membuat mereka kehilangan fans, kontrak, dan kesempatan kerja.

Beberapa contoh artis Korea Selatan yang kariernya hancur karena narkoba adalah:

Park Yoochun, mantan anggota boyband TVXQ dan JYJ, yang ditangkap karena menggunakan metamfetamin pada April 2019.

Dia mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman 10 bulan penjara yang ditangguhkan selama dua tahun, serta denda sebesar 1,4 miliar won.

Akibatnya, dia dikeluarkan dari agensinya, C-JeS Entertainment, dan kehilangan banyak penggemar.

Yoo Ah In, aktor yang dikenal karena membintangi drama dan film populer seperti Secret Love Affair, Veteran, dan Burning, yang terungkap menggunakan lima jenis narkoba selama penyelidikan pada Oktober 2021.

Dia dinyatakan positif menggunakan zolpidem, ganja, propofol, ketamin, dan kokain. Kasus ini membuatnya mendapat banyak kritik dan kecaman dari publik, serta mengancam proyek-proyeknya di masa depan.

T.O.P, anggota boyband Big Bang, yang ditangkap karena merokok ganja bersama seorang trainee bernama Han Seo Hee pada Juni 2017.

Dia divonis 10 bulan penjara yang ditangguhkan selama dua tahun, dan denda sebesar 12 juta won. Kasus ini membuatnya hiatus dari dunia hiburan dan mengundurkan diri dari posisinya sebagai polisi wajib militer.

Mengapa Ada Perbedaan Sikap dan Dampak?

Perbedaan sikap dan dampak antara Indonesia dan Korea Selatan terkait kasus narkoba para artis bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Perbedaan budaya dan nilai. Indonesia dan Korea Selatan memiliki budaya dan nilai yang berbeda, terutama terkait toleransi dan pengampunan. Indonesia cenderung lebih toleran dan mengampuni terhadap kesalahan, termasuk kasus narkoba.

Korea Selatan cenderung lebih keras dan menghukum terhadap kesalahan, terutama kasus narkoba.

Perbedaan sistem hukum dan penegakan. Indonesia dan Korea Selatan memiliki sistem hukum dan penegakan yang berbeda, terutama terkait efektivitas dan konsistensi.

Indonesia cenderung kurang efektif dan konsisten dalam menangani kasus narkoba, baik dalam hal pencegahan, penindakan, maupun rehabilitasi.

Korea Selatan cenderung lebih efektif dan konsisten dalam menangani kasus narkoba, baik dalam hal pencegahan, penindakan, maupun rehabilitasi.

Perbedaan industri hiburan dan pasar. Indonesia dan Korea Selatan memiliki industri hiburan dan pasar yang berbeda, terutama terkait standar dan persaingan.

Indonesia cenderung memiliki standar yang lebih rendah dan persaingan yang lebih longgar dalam industri hiburan, sehingga para artis bisa lebih mudah mendapatkan kesempatan kerja meski terlibat kasus narkoba.

Korea Selatan cenderung memiliki standar yang lebih tinggi dan persaingan yang lebih ketat dalam industri hiburan, sehingga para artis bisa lebih sulit mendapatkan kesempatan kerja jika terlibat kasus narkoba.

Kesimpulan

Kasus narkoba para artis adalah fenomena yang terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Korea Selatan.

Namun, ada perbedaan sikap dan dampak antara dua negara ini terkait kasus tersebut. Di Indonesia, kasus narkoba tidak menghalangi eksistensi para artis di dunia hiburan.

Di Korea Selatan, kasus narkoba bisa menjadi akhir karier bagi para artis yang terlibat.

Perbedaan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perbedaan budaya dan nilai, perbedaan sistem hukum dan penegakan, dan perbedaan industri hiburan dan pasar.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article