Ad image

Aisyah Hijanah: Dari Dipoligami Hingga Jadi Pemilik Semua Aset Suami

Shofiyatul Millah By Shofiyatul Millah
7 Min Read
Aisyah Hijanah: Dari Dipoligami Hingga Jadi Pemilik Semua Aset Suami
Aisyah Hijanah: Dari Dipoligami Hingga Jadi Pemilik Semua Aset Suami
- Advertisement -

jfid – Aisyah Hijannah seorang influencer dan entrepreneur asal Malaysia, baru-baru ini menjadi viral setelah mengungkapkan bahwa semua aset yang ia bangun bersama suaminya, Alif Teega, telah dipindahkan 100 persen kepadanya.

Hal ini terjadi setelah ia mengetahui bahwa suaminya telah berpoligami dengan salah satu karyawannya, Fatin Umaidah, saat ia sedang hamil anak ketiga.

Kisah pilu Aisyah Hijanah, yang dikhianati suaminya di tengah kehamilannya, memicu berbagai reaksi di dunia maya.

Banyak yang mengagumi kekuatan dan kebijaksanaannya dalam menghadapi situasi tersebut, namun ada juga yang mengkritik dan menuduhnya sebagai wanita yang tamak dan gila harta.

Namun, siapa sebenarnya Aisyah Hijanah? Bagaimana ia bisa mendapatkan semua harta suaminya? Dan apa motivasi di balik keputusannya itu?

Berikut adalah ulasan mendalam tentang perjalanan hidup dan karier Aisyah Hijanah, yang berhasil bertransformasi dari seorang istri yang dipoligami menjadi seorang wanita mandiri dan berpengaruh.

Lulusan Pendidikan Tinggi yang Berbakat

Aisyah Hijanah lahir pada tahun 1998 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Sejak kecil, ia sudah menunjukkan bakat dan minatnya di bidang seni dan hiburan. Ia gemar menyanyi, menari, dan berakting.

Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya.

Aisyah Hijanah tidak hanya berbakat, tetapi juga berprestasi dalam bidang akademik.

Ia lulus dengan nilai yang memuaskan dari sekolah menengahnya, dan melanjutkan pendidikan tingginya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), jurusan Teknik Elektrik.

Ia berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat cum laude pada tahun 2020.

Selama kuliah, Aisyah Hijanah mulai mengembangkan karier sebagai influencer dan entrepreneur.

Ia sering mengunggah konten-konten yang menginspirasi dan mengedukasi di media sosialnya, terutama Instagram dan YouTube.

Ia juga mendirikan sebuah brand tudung yang bernama Aisyah Hijanah Collection, yang menawarkan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau.

Menikah dengan Alif Teega dan Membangun Bisnis Bersama

Pada tahun 2018, Aisyah Hijanah bertemu dengan Alif Teega, seorang pria yang juga berprofesi sebagai influencer dan entrepreneur.

Keduanya saling jatuh cinta dan menikah pada tahun yang sama. Mereka kemudian membentuk sebuah keluarga harmonis dan bahagia, serta dikaruniai dua orang anak, yaitu Aisyah Amani dan Aisyah Ameera.

Aisyah Hijanah dan Alif Teega juga bekerja sama dalam mengembangkan bisnis mereka. Mereka memiliki sebuah perusahaan yang bernama TheHH Family, yang bergerak di bidang media, hiburan, dan fashion.

Mereka juga memiliki sebuah channel YouTube yang menampilkan kehidupan mereka sehari-hari, serta berbagai challenge, prank, dan vlog.

Dengan kerja keras dan kreativitas mereka, Aisyah Hijanah dan Alif Teega berhasil membangun sebuah kerajaan bisnis yang menghasilkan pendapatan yang besar.

Mereka mampu membeli rumah, kereta, dan aset-aset lain yang mewah dan nyaman. Mereka juga menjadi salah satu pasangan influencer yang paling populer dan disukai di Malaysia.

Dipoligami Saat Hamil Anak Ketiga dan Mendapat Semua Harta Suami

Namun, kebahagiaan Aisyah Hijanah dan Alif Teega tidak berlangsung lama.

Pada bulan November 2023, Aisyah Hijanah mengetahui bahwa suaminya telah berpoligami dengan salah satu karyawannya, Fatin Umaidah, tanpa sepengetahuannya.

Hal ini terjadi saat ia sedang hamil anak ketiga mereka.

Aisyah Hijanah merasa sangat terpukul dan kecewa dengan pengkhianatan suaminya. Ia mengaku bahwa ia tidak pernah menyangka bahwa suaminya akan melakukan hal itu, apalagi saat ia sedang mengandung.

Ia juga merasa tidak adil, karena ia telah berjuang bersama suaminya dalam membangun bisnis dan keluarga mereka.

Namun, Aisyah Hijanah tidak langsung memutuskan untuk bercerai dengan suaminya.

Ia memilih untuk berfikir waras dan mencari jalan terbaik untuk dirinya dan anak-anaknya.

Ia kemudian meminta suaminya untuk memindahkan semua aset yang mereka miliki bersama kepadanya, sebagai jaminan untuk masa depan mereka.

Aisyah Hijanah mengatakan bahwa ia tidak bermaksud untuk tamak atau gila harta, tetapi ia hanya ingin memastikan bahwa ia dan anak-anaknya tidak akan kekurangan apapun jika suatu saat ia memutuskan untuk bercerai.

Ia juga mengatakan bahwa ia masih mencintai suaminya, tetapi ia tidak bisa menerima poligami.

Alif Teega, yang merasa bersalah dan menyesal dengan perbuatannya, menyetujui permintaan Aisyah Hijanah.

Ia menyerahkan semua aset yang ia miliki, termasuk pegangan jenama tudung, rumah, kereta, dan aset-aset lain, kepada Aisyah Hijanah.

Ia juga meminta maaf kepada Aisyah Hijanah dan berjanji untuk memperbaiki dirinya.

Menjadi Wanita Mandiri dan Berpengaruh

Setelah mendapatkan semua harta suaminya, Aisyah Hijanah menjadi lebih mandiri dan berpengaruh.

Ia terus mengembangkan bisnisnya, serta menghasilkan konten-konten yang bermanfaat dan menarik di media sosialnya.

Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak wanita yang mengalami nasib yang sama dengannya.

Aisyah Hijanah mengatakan bahwa ia tidak menyesali keputusannya untuk meminta semua harta suaminya.

Ia menganggap hal itu sebagai bentuk penghargaan atas segala usaha dan haknya yang telah ia berikan kepada suaminya.

Ia juga mengatakan bahwa ia tidak menutup pintu untuk berdamai dengan suaminya, asalkan suaminya benar-benar berubah.

Aisyah Hijanah juga menitipkan pesan kepada wanita-wanita yang dipoligami oleh suami mereka.

Ia mengajak mereka untuk selalu berfikiran positif dan mencari solusi yang terbaik untuk diri mereka sendiri.

Ia juga mengingatkan mereka untuk memastikan bahwa diri dan anak-anak mereka terjamin, dan jangan terburu-buru untuk bercerai.

Aisyah Hijanah adalah salah satu contoh wanita yang berhasil bangkit dari keterpurukan akibat poligami.

Ia menunjukkan bahwa wanita tidak perlu bergantung pada suami, tetapi bisa berdiri sendiri dan berkarya.

Ia juga membuktikan bahwa wanita bisa memiliki harta dan kekuasaan, tanpa harus menjadi korban atau pelaku poligami.

- Advertisement -
Share This Article