jfid – Sheikh Ahmad Yassin, pendiri gerakan Hamas, pernah membuat ramalan kontroversial bahwa Israel akan lenyap dari peta dunia pada tahun 2027. Ramalan ini didasarkan pada penafsiran Al-Quran yang mengatakan bahwa generasi akan berubah setiap 40 tahun.
Sheikh Yassin mengklaim bahwa pada 40 tahun pertama, Palestina menghadapi Nakbah (pada tahun 1948), pada 40 tahun kedua, Palestina memulai Intifadah (pada tahun 1987), dan pada 40 tahun ketiga, akan berakhirnya entitas Israel.
Ramalan ini kembali menjadi perbincangan hangat di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi sejak Oktober 2023. Serangan roket dari Hamas ke Israel dan serangan balasan dari Israel ke Gaza telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang besar. Beberapa pihak menganggap ramalan Sheikh Yassin sebagai harapan atau motivasi bagi perjuangan Palestina, sementara yang lain menganggapnya sebagai propaganda atau provokasi.
Namun, seberapa valid dan akurat ramalan Sheikh Yassin ini? Apakah ada bukti-bukti ilmiah atau keagamaan yang mendukungnya? Apakah ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa ramalan ini akan terwujud?
Salah satu tanda yang sering dikaitkan dengan ramalan Sheikh Yassin adalah kemunculan Yanuka Rav Sholmo Yehuda, seorang tokoh Yahudi yang dianggap sebagai juru selamat oleh sebagian pemuka Israel.
Yanuka Rav memiliki beberapa ciri yang mirip dengan Dajjal, tokoh yang akan muncul menjelang kiamat menurut Islam. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah matanya buta sebelah, rambutnya keriting, mampu menyembuhkan orang lumpuh, dan ramalannya sering terbukti.
Namun, tidak semua orang Yahudi percaya bahwa Yanuka Rav adalah juru selamat, dan tidak semua orang Islam percaya bahwa Yanuka Rav adalah Dajjal. Belum ada bukti kuat yang menghubungkan Yanuka Rav dengan ramalan Sheikh Yassin.
Tanda lain yang sering disebut-sebut adalah kemunculan Dabbah, binatang melata yang akan menemui manusia pada waktu Dhuha dan memberi tanda tentang kebenaran atau kebatilan seseorang. Dabbah diyakini sebagai salah satu tanda datangnya kiamat besar menurut Islam.
Beberapa waktu lalu, tersebar foto yang diklaim sebagai Dabbah yang muncul di Israel. Namun, foto tersebut ternyata palsu dan merupakan hasil editan dari video yang menampilkan Mexican Mole Lizard, sejenis kadal tanpa kaki yang hidup di Meksiko. Jadi, kemunculan Dabbah di Israel hanyalah hoax dan tidak ada kaitannya dengan ramalan Sheikh Yassin.
Tanda ketiga yang dianggap sebagai indikasi lenyapnya Israel adalah kelahiran sapi betina merah di Israel pada tahun 2023. Sapi betina merah adalah hewan langka yang diyakini memiliki makna mistis dalam agama Yahudi.
Menurut kitab Taurat, sapi betina merah harus dibakar dan abunya digunakan untuk mensucikan orang-orang yang tercemar oleh mayat. Sapi betina merah juga dianggap sebagai syarat untuk membangun kembali Bait Suci di Yerusalem, yang merupakan pusat ibadah Yahudi.
Namun, kelahiran sapi betina merah di Israel tidak serta merta berarti bahwa Israel akan lenyap. Justru sebaliknya, sapi betina merah dianggap sebagai simbol kebangkitan dan keselamatan Israel. Selain itu, sapi betina merah juga memiliki makna dalam agama Islam. Menurut hadits, sapi betina merah adalah salah satu dari sepuluh tanda besar kiamat.
Namun, sapi betina merah yang dimaksud dalam hadits bukanlah sapi betina merah biasa, melainkan sapi betina merah yang akan berbicara kepada manusia dan memberi peringatan tentang hari akhir. Jadi, kelahiran sapi betina merah di Israel belum tentu berkaitan dengan ramalan Sheikh Yassin.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ramalan Sheikh Yassin tentang lenyapnya Israel pada tahun 2027 adalah sebuah spekulasi yang tidak memiliki dasar yang kuat. Tidak ada bukti ilmiah atau keagamaan yang mendukung ramalan tersebut. Tanda-tanda yang dikaitkan dengan ramalan tersebut juga tidak relevan atau tidak valid. Oleh karena itu, ramalan Sheikh Yassin lebih tepat disebut sebagai mitos daripada fakta.