Sepinya destinasi wisata di Tiongkok tentu saja memiliki dampak yang negatif, baik bagi pihak-pihak yang terlibat maupun bagi masyarakat dan lingkungan secara umum. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adalah:
- Kerugian ekonomi bagi pengembang, pengelola, dan pekerja destinasi wisata, yang kehilangan pendapatan dan peluang usaha.
- Kerusakan lingkungan akibat pembangunan atau pembongkaran destinasi wisata, yang menyebabkan pencemaran, penggundulan, atau perubahan ekosistem.
- Pemborosan sumber daya dan anggaran yang seharusnya bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan produktif.
- Penurunan citra dan reputasi Tiongkok sebagai negara tujuan wisata, yang bisa mempengaruhi jumlah kunjungan dan pemasukan dari sektor pariwisata.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah, pengembang, pengelola, dan masyarakat. Beberapa solusi tersebut antara lain adalah:
- Melakukan evaluasi dan penelitian yang mendalam sebelum membangun atau mengembangkan destinasi wisata, untuk memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kepentingan semua pihak yang terkait.
- Melakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap pembangunan atau pengelolaan destinasi wisata, untuk mencegah terjadinya masalah atau pelanggaran yang bisa mengganggu proses atau hasilnya.
- Melakukan inovasi dan adaptasi yang terus-menerus terhadap perubahan pasar dan lingkungan, untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik destinasi wisata.
- Melakukan promosi dan edukasi yang efektif dan menarik, untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap destinasi wisata.
- Melakukan kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan antara pemerintah, pengembang, pengelola, dan masyarakat, untuk menciptakan destinasi wisata yang berkelanjutan dan bermutu.
