Usai Dikecam Netizen, Grab dan OVO Donasi Rp3,5 Miliar untuk Gaza

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read
Usai Dikecam Netizen, Grab Dan Ovo Donasi Rp3,5 Miliar Untuk Gaza
Usai Dikecam Netizen, Grab Dan Ovo Donasi Rp3,5 Miliar Untuk Gaza

jfid – Grab Indonesia dan OVO, dua perusahaan raksasa di bidang transportasi online dan dompet digital, mengumumkan akan memberikan donasi sebesar Rp3,5 miliar untuk membantu korban kekerasan di Gaza, Palestina.

Bantuan ini akan disalurkan melalui BenihBaik.com, sebuah platform crowdfunding dan CSR independen di Indonesia.

Langkah ini diambil setelah Grab mendapat kecaman dari netizen Indonesia, terutama mereka yang pro-Palestina, karena postingan Instagram istri pendiri Grab, Anthony Tan, yang diduga mendukung Israel.

Dalam postingan tersebut, Chloe Tong mengaku sangat mencintai Israel dan menyebutnya sebagai destinasi liburan favorit keluarganya.

Postingan itu pun memicu reaksi negatif dari netizen, yang menganggap Chloe Tong tidak peka terhadap penderitaan rakyat Palestina yang menjadi korban agresi Israel. Banyak netizen yang mengancam akan memboikot Grab dan menghapus aplikasinya dari ponsel mereka.

Akun Instagram Grab Indonesia, @grabid, juga dibanjiri dengan komentar-komentar yang mengecam dan menuntut klarifikasi.

Grab Indonesia pun merespons dengan mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa perusahaan tidak mendukung tindakan apa pun yang tidak mengindahkan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Grab juga mengklaim tidak bersikap netral dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan mendukung segala upaya untuk menciptakan perdamaian yang sejati dan adil.

Namun, pernyataan ini tampaknya tidak cukup untuk meredam kemarahan netizen, yang masih menuntut agar Grab meminta maaf secara terbuka dan mengambil tindakan tegas terhadap Chloe Tong.

Beberapa netizen juga menilai bahwa donasi yang diberikan oleh Grab dan OVO hanyalah sebagai bentuk pencitraan dan tidak tulus.

“Grab dan OVO cuma mau nyari simpati publik dengan donasi ini. Padahal mereka masih pro Israel dan tidak peduli dengan Palestina. Jangan mau dibohongi, uninstall Grab sekarang juga!” tulis salah satu netizen di Twitter.

“Rp3,5 miliar itu apa sih buat Grab dan OVO? Cuma sepele aja. Kalau mereka beneran sayang sama Palestina, harusnya mereka minta maaf dan putusin hubungan sama Chloe Tong. Dia kan yang bikin masalah,” tulis netizen lainnya.

Di sisi lain, ada juga netizen yang mengapresiasi langkah Grab dan OVO dalam memberikan bantuan untuk Gaza. Mereka berpendapat bahwa donasi ini adalah bentuk tanggung jawab sosial dan kemanusiaan yang patut dihargai.

Mereka juga berharap agar donasi ini dapat meringankan beban para korban di Gaza dan digunakan sesuai kebutuhan di lapangan.

“Terima kasih Grab dan OVO atas donasinya. Semoga bermanfaat untuk saudara-saudara kita di Palestina yang sedang berjuang melawan penjajahan Israel. Semoga Allah memberkahi kalian dan memberi kalian hidayah,” tulis netizen yang pro-Palestina.

“Saya kira Grab dan OVO sudah melakukan yang terbaik dengan memberikan donasi ini. Mereka tidak bisa mengontrol apa yang dipikirkan dan dikatakan oleh Chloe Tong. Yang penting adalah apa yang mereka lakukan untuk membantu Palestina. Saya tetap setia pakai Grab dan OVO,” tulis netizen yang moderat.

Donasi Grab dan OVO untuk Gaza ini merupakan salah satu contoh dari dinamika konflik Israel-Palestina yang tidak hanya berdampak di wilayah Timur Tengah, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Konflik ini telah memicu berbagai reaksi dan sikap dari berbagai pihak, baik yang pro-Israel, pro-Palestina, maupun yang netral.

Konflik Israel-Palestina sendiri memiliki sejarah yang panjang dan rumit, yang melibatkan berbagai faktor politik, agama, budaya, dan ekonomi.

Konflik ini bermula dari klaim atas tanah yang sama oleh bangsa Yahudi dan bangsa Arab, yang kemudian memicu serangkaian perang, pertempuran, dan negosiasi yang belum menemukan titik temu.

Salah satu isu utama dalam konflik ini adalah status Yerusalem, kota suci bagi tiga agama monoteis, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tidak terbagi, sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negaranya.

PBB sendiri menganggap Yerusalem sebagai kota internasional yang harus dijaga keberagamannya.

Isu lain yang menjadi sumber konflik adalah pembangunan permukiman Israel di wilayah yang diduduki, seperti Tepi Barat dan Gaza. Israel menganggap pembangunan ini sebagai hak berdasarkan sejarah dan keamanan, sementara Palestina menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan penghalang perdamaian.

Konflik Israel-Palestina juga melibatkan berbagai aktor regional dan internasional, seperti Amerika Serikat, Iran, Turki, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan lain-lain.

Masing-masing aktor ini memiliki kepentingan dan pengaruhnya sendiri dalam konflik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa aktor ini juga berusaha menjadi mediator atau fasilitator dalam mencari solusi damai bagi konflik ini.

Namun, hingga saat ini, konflik Israel-Palestina masih belum menemukan jalan keluar yang adil dan permanen. Konflik ini masih terus berlangsung dengan berbagai eskalasi dan de-eskalasi, yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan, dan penderitaan di kedua belah pihak. Konflik ini juga masih terus memicu berbagai reaksi dan sikap dari masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article