jfid – Studi terbaru yang diterbitkan pada Juli 2024 oleh Rasha Khatib, Martin McKee, dan Salim Yusuf dalam jurnal medis The Lancet, mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas akibat perang di Gaza dapat mencapai 186.000 jiwa.
Temuan ini menyoroti betapa parahnya dampak konflik yang berkepanjangan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap warga Gaza.
Data dan Temuan Studi
Menurut studi tersebut, selain korban tewas langsung akibat serangan militer, banyak warga Gaza yang meninggal karena penyakit yang dapat dicegah, malnutrisi, dan kekurangan akses ke layanan kesehatan dasar.
Kerusakan infrastruktur, termasuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan, serta blokade yang membatasi akses ke obat-obatan dan makanan, menjadi faktor utama yang memperparah situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Reaksi dari Organisasi Internasional
Laporan ini telah memicu reaksi dari berbagai organisasi internasional yang menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Situasi di Gaza sangat memprihatinkan. Kami menyerukan akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa,” kata Mark Lowcock, Koordinator Bantuan Darurat PBB, dalam sebuah pernyataan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menekankan pentingnya pemulihan layanan kesehatan dasar di Gaza untuk mencegah kematian lebih lanjut akibat kondisi yang dapat diobati.
Tanggapan dari Negara-Negara Donor
Negara-negara donor telah merespons dengan berbagai janji bantuan. Uni Eropa, misalnya, mengumumkan peningkatan dana kemanusiaan sebesar €25 juta untuk mendukung layanan kesehatan dan penyediaan makanan di Gaza.
“Kami tidak bisa berdiam diri melihat penderitaan yang dialami oleh warga sipil di Gaza. Bantuan ini sangat penting untuk mengurangi penderitaan dan menyelamatkan nyawa,” ujar Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri.
Tantangan dalam Penyaluran Bantuan
Namun, penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza tidaklah mudah. Blokade yang diberlakukan oleh Israel membatasi masuknya barang-barang penting, termasuk obat-obatan dan peralatan medis.
Organisasi internasional seperti Palang Merah Internasional terus berupaya untuk mendapatkan izin masuk bagi bantuan tersebut.
“Kami menghadapi tantangan besar dalam memastikan bantuan mencapai mereka yang membutuhkan. Setiap hari yang berlalu tanpa bantuan berarti lebih banyak nyawa yang hilang,” kata Robert Mardini, Direktur Jenderal Palang Merah Internasional.
Seruan untuk Gencatan Senjata
Selain bantuan kemanusiaan, banyak pihak yang menyerukan gencatan senjata segera untuk memungkinkan penyaluran bantuan yang lebih efektif dan melindungi warga sipil.
“Gencatan senjata sangat diperlukan untuk memberikan ruang bagi upaya kemanusiaan. Tanpa gencatan senjata, situasi hanya akan semakin memburuk,” kata António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, dalam sebuah konferensi pers.
Kesimpulan
Studi terbaru yang memperkirakan jumlah korban tewas di Gaza bisa mencapai 186.000 jiwa telah menggugah komunitas internasional untuk bertindak.
Meskipun ada tantangan besar dalam penyaluran bantuan, upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan warga Gaza.
Krisis kemanusiaan ini menuntut perhatian dan aksi segera dari seluruh dunia untuk mengakhiri penderitaan dan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.