Siapa Anthony Tan: Founder Grab yang Dikritik karena Istri Dukung Israel

Rasyiqi
By Rasyiqi 1
5 Min Read
Siapa Anthony Tan: Founder Grab Yang Dikritik Karena Istri Dukung Israel
Siapa Anthony Tan: Founder Grab Yang Dikritik Karena Istri Dukung Israel

jfid – Anthony Tan, founder dan CEO Grab, mungkin tidak menyangka bahwa unggahan istrinya di Instagram bisa memicu kontroversi dan ancaman boikot terhadap aplikasi yang ia dirikan.

Chloe Tong, istri Anthony Tan, diduga mendukung Israel dalam konfliknya dengan Palestina.

Dalam Instagram Story-nya, ia mengaku jatuh cinta dengan Israel dan berdoa untuk negara itu. Unggahan itu pun viral dan menuai kecaman dari netizen, terutama di Malaysia, negara asal Anthony Tan.

Siapa sebenarnya Anthony Tan? Bagaimana ia bisa menciptakan Grab, salah satu unicorn terbesar di Asia Tenggara?

Dan apa tanggapan Grab terkait isu dukungan istrinya terhadap Israel? Berikut ulasan lengkapnya.

Lahir dari Keluarga Konglomerat, Tapi Ingin Jadi Pengusaha Sendiri

Anthony Tan lahir pada tahun 1982 di Malaysia. Ia adalah putra dari Tan Heng Chew, presiden Tan Chong Motor, perusahaan otomotif yang mendistribusikan mobil Nissan di Asia Tenggara. Kakeknya adalah seorang sopir taksi dan neneknya adalah pialang saham.

Anthony Tan mengaku tertarik dengan dunia bisnis dan kewirausahaan sejak usia 11 tahun, ketika ia mulai menjual komik X-Men yang dibelikan orangtuanya. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti menggalang dana untuk AIDS Foundation.

Anthony Tan menempuh pendidikan di Universitas Chicago, Amerika Serikat, dengan jurusan ekonomi dan kebijakan publik. Ia kemudian melanjutkan studinya di Harvard Business School, tempat ia bertemu dengan Tan Hooi Ling, rekan sekelas dan co-founder Grab.

Di Harvard, mereka membuat rencana bisnis untuk aplikasi pemesanan taksi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna di Malaysia, yang saat itu memiliki layanan taksi terburuk di dunia.

Rencana bisnis mereka berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi Harvard New Venture Competition pada tahun 2011.

Mengubah MyTeksi Menjadi Grab, Super App yang Mendominasi Asia Tenggara

Dengan modal hadiah kompetisi, tabungan pribadi, dan investasi dari ibu Anthony Tan, mereka meluncurkan MyTeksi pada Juni 2012 di Kuala Lumpur.

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memesan taksi secara online dan melacak lokasi dan identitas sopir. Dalam waktu singkat, MyTeksi berkembang pesat dan menjangkau berbagai kota dan negara di Asia Tenggara.

Pada tahun 2014, MyTeksi berganti nama menjadi Grab dan menawarkan layanan lain, seperti GrabCar, GrabBike, GrabFood, dan GrabPay. Grab juga menjalin kerjasama dengan berbagai mitra, seperti pemerintah, perusahaan, dan komunitas lokal.

Saat ini, Grab adalah super app terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 500 kota dan 8 negara yang dilayaninya. Grab tidak hanya menyediakan transportasi, tetapi juga pengiriman makanan, pembayaran digital, e-commerce, dan layanan keuangan.

Grab juga menjadi salah satu unicorn pertama di Asia Tenggara, dengan valuasi mencapai 40 miliar dolar AS.

Pada tahun 2021, Grab mengumumkan rencananya untuk melantai di bursa saham Amerika Serikat melalui SPAC (special purpose acquisition company), yang akan menjadikannya perusahaan teknologi Asia Tenggara pertama yang go public.

Menanggapi Isu Dukungan Istri terhadap Israel, Grab Tegaskan Berpihak pada Kemanusiaan

Pada awal November 2023, Grab menghadapi krisis publik setelah istrinya Anthony Tan, Chloe Tong, diduga mendukung Israel dalam konfliknya dengan Palestina.

Dalam Instagram Story-nya, Chloe Tong mengungkapkan rasa cintanya terhadap Israel dan mengaku patah hati dengan apa yang terjadi di sana. Ia juga menyebut Israel sebagai destinasi liburan favoritnya dan keluarganya.

Unggahan itu pun viral dan menuai kecaman dari netizen, terutama di Malaysia, negara asal Anthony Tan. Banyak yang mengancam untuk menghapus aplikasi Grab dan beralih ke pesaingnya, seperti Gojek.

Grab pun segera merespons isu ini dengan mengeluarkan pernyataan resmi. Grab menegaskan bahwa unggahan Chloe Tong adalah pendapat pribadinya dan tidak mewakili sikap perusahaan.

Grab juga menyatakan bahwa ia tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apapun dan menghormati hak asasi manusia.

Sebagai bagian dari United Nations Global Compact (UNGC), Grab mengikuti prinsip-prinsipnya dan berharap akan terciptanya perdamaian dan kesejahteraan bagi semua orang. Grab juga mengapresiasi dukungan dan loyalitas pengguna, mitra, dan karyawan selama ini.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article