SERANGAN RANSOMWARE DI PUSAT DATA NASIONAL: Sistem Keamanan Negara Diragukan

Nafa
By Nafa
3 Min Read
SERANGAN RANSOMWARE DI PUSAT DATA NASIONAL: Sistem Keamanan Negara Diragukan (Ilustrasi)
SERANGAN RANSOMWARE DI PUSAT DATA NASIONAL: Sistem Keamanan Negara Diragukan (Ilustrasi)

jfid- Pada tanggal 20 Juni 2024, Indonesia mengalami serangan ransomware yang paling parah sejak 2017, mengganggu operasional lebih dari 200 lembaga pemerintahan di tingkat nasional dan regional.

Serangan ini dilakukan oleh kelompok hacker yang menggunakan varian LockBit 3.0, yang mengenkripsi data dan meminta tebusan sebesar $8 juta. Pemerintah Indonesia menolak untuk membayar tebusan tersebut dan sebaliknya fokus pada upaya pemulihan data dan investigasi forensik.

Serangan ini mengganggu layanan digital seperti layanan imigrasi, visa, paspor, dan izin investasi.

Paspor dan visa tidak dapat diproses secara digital, sehingga terjadi antrian panjang di bandara dan stasiun feri. Pemerintah Indonesia segera mengalihkan data imigrasi ke Amazon Web Services (AWS) untuk memulihkan layanan, yang dilakukan dalam waktu 12 jam setelah serangan.

Namun, beberapa layanan lain seperti lisensi keuangan dan registrasi siswa masih mengalami gangguan.

Ketua Institut Penelitian Keamanan Cyber Indonesia, Pratama Persadha, mengatakan bahwa serangan ini sangat ekstraordiner karena sistem keamanan negara tidak dikelola dengan baik.

“Disruption to the national data center and days-long needed to recover the system means this ransomware attack was extraordinary,” katanya.

Pemerintah Indonesia juga menolak untuk membayar tebusan, dan upaya pemulihan data masih berlangsung.

Mereka menggunakan teknologi forensik untuk mengidentifikasi bagaimana serangan ini terjadi dan mengembalikan data yang hilang.

Serangan ini juga menyorot kelemahan sistem keamanan negara yang perlu diperbaiki.

Analisis dari Cybersecurity Research Institute menunjukkan bahwa serangan ini adalah bagian dari serangkaian serangan ransomware yang terjadi di Indonesia sejak 2017.

Mereka juga menyorot pentingnya sistem backup yang baik untuk mengurangi dampak serangan seperti ini.

Keterangan Tambahan

Serangan Ransomware di Bank Syariah Indonesia: Sebelum serangan ini, Bank Syariah Indonesia juga mengalami serangan ransomware yang mengganggu layanan mobile banking. Serangan ini menunjukkan bahwa sistem keamanan bank juga perlu diperbaiki.

Kesadaran Masyarakat: Masyarakat Indonesia juga menyorot pentingnya kesadaran akan keamanan digital. Mereka meminta pemerintah untuk segera mengembalikan data yang hilang dan meningkatkan sistem keamanan digital.

Analisis dari Ahli Keamanan: Ahli keamanan seperti Anne Cutler dari Keeper Security dan Kelvin Lim dari Synopsys Software Integrity Group menyorot pentingnya implementasi sistem keamanan yang lebih baik, termasuk penggunaan arsitektur zero-trust dan manajemen akses yang lebih ketat.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article