Sejumlah Aktivis Demo Gubernur Jatim, Persoalkan Carut Marutnya Dana Hibah

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
- Advertisement -

jfid- Sejumlah aktivis mengatasnamakan Gerakan Loyalis Perubahan (Gelora) menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Jawa Timur. Rabu, 6 Oktober 2021.

Mereka menyoal tata kelola dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai carut marut. Dalam aksi itu para demonstran juga menyembelih kambing.

Korlap Aksi, Ahmad An-Nur mengatakan, tata kelola dana hibah di lingkungan Pemprov Jatim sangatlah buruk. Demikian dibuktikan dengan adanya penggunaan dana hibah yang tidak jelas peruntukannya.

“Bahkan selalu terjadi dari tahun ke tahun penggunaan Dana Hibah yang tidak dilengkapi dengan Surat Pertanggungjawaban (SPJ),” kata dia saat orasi.

Ad image

Pada tahun 2019, lanjut Ahmad, sebesar 2,9 Triliun dana hibah yang tanpa SPJ dan 2020 sebesar 1.6 Triliun dana Hibah tanpa SPJ. Hal ini, tegas dia, menjadi catatan buruk bagi tatakelola keuangan daerah Jawa timur.

“Berdasarkan hasil pengkajian kami, ini ada faktor kesengajaan dan pembiaran,” cetus dia.

Ahmad berujar, carut marutnya dana hibah ini jika dikaji lebih dalam, hanya dijadikan uang balas jasa Pilgub 2018 lalu (bagi-bagi kue anggaran).

“Terbukti beberapa daerah yang menjadi basis pemenangan Khofifah-Email, paling banyak kucuran dana Hibahnya, dan rata-rata bermasalah,” beber dia.

Selain itu, dana hibah Jawa timur ada indikasi diperjual belikan oleh oknom pejabat Pemprov, baik itu eksekutif maupun legislatif. Mereka, sambung dia, menjadi bandar yang banyak melakukan transaksi jual beli hibah dengan fee proyek sampai 30%.

Untuk itu, mereka menuntut Gubernur Jawa Timur untuk memperbaiki tatakelola dana hibah Jawa timur, baik dana hibah tahun anggaran 2019 sebesar 2.9 Triliun yang tanpa SPJ dan 2020 1.6 Triliun harus segera ditindak lanjuti,” tegasnya.

Selain itu, mereka juga meminta kepada Gubernur agar mempublikasikan data penerima hibah Jawa timur secara transparan dan akuntabel.

“Kedatangan kami ke kantor Gubernur Jawa timur ini sebenarnya adalah bentuk warning dari kita kepada pejabat Pemprov agar tidak main-main dengan uang negara dan tidak main-main dengan jabatannya,” kata Ahmad menegaskan.

Soal penyembelihan kambing ditengah aksi demonstrasi Gelora Jatim itu, Ahmad mengatakan sebagai bentuk tasyakuran karena tahun 2020 ini banyak uang negara khususnya dana hibah yang terselamatkan dari perampok anggaran.

“Ada sebesar 40 miliar yang masuk ke daerah Lamongan dana hibah yg berhasil ditemukan dan harus dikembalikan ke kas daerah, itu artinya uang negara sebesar 40 miliar terselamatkan dan ini patut kita syukuri,” tutur dia.

Ia berharap, dana hibah yang diduga menjadi Bancakan atau bagi bagi kue balas jasa Pilgub 2018 oleh oknom-oknom tertentu yang masuk ke kabupaten/kota lainnya di Jawa timur bisa terselamatkan juga oleh  APH, baik kepolisian, kejaksaan atau bahkan KPK.

“Karena ini tugas kita bersama mengawal dan mengawasi uang Negara. Kami juga berdoa semoga dana hibah dalam dua tahun terakhir (2019-2020) sebesar 4,5 Triluan tanpa SPJ ini segera terselesaikan, baik secara hukum atau administrasi nya,” tutup dia.

Laporan: Syahril

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article