jfid – Dr Randa Abdel-Fattah, seorang penulis dan akademisi Australia keturunan Palestina, menimbulkan kontroversi dengan pernyataannya bahwa ia tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Hamas adalah kelompok militan Palestina yang telah melancarkan serangan-serangan kekerasan terhadap Israel, termasuk yang terbaru pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di selatan Israel. Hamas juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Israel.
Pernyataan Dr Abdel-Fattah ini disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Sky News host Erin Molan pada 25 Oktober 2023. Dalam wawancara tersebut, Dr Abdel-Fattah mengkritik kebijakan luar negeri Australia yang mendukung Israel dan menyalahkan Hamas atas konflik di Timur Tengah. Ia juga menolak untuk menyebut Hamas sebagai organisasi teroris, meskipun ia mengaku mengecam kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
“Saya tidak melihat mereka sebagai organisasi teroris. Apa tujuan dari label teroris di sini?” kata Dr Abdel-Fattah kepada Molan. Ia juga mengatakan bahwa Hamas adalah bagian dari gerakan perlawanan Palestina yang berjuang untuk membebaskan tanah dan rakyatnya dari pendudukan Israel. Ia menambahkan bahwa label teroris hanya digunakan oleh Barat untuk mendiskreditkan perjuangan Palestina dan membenarkan kekejaman Israel.
Molan, yang merupakan seorang pendukung Israel, tidak setuju dengan pandangan Dr Abdel-Fattah. Ia menantang Dr Abdel-Fattah untuk menjelaskan bagaimana ia bisa mendukung Hamas yang telah membunuh ribuan orang tak berdosa, termasuk anak-anak, dengan roket-roket dan bom bunuh diri. Ia juga menuduh Dr Abdel-Fattah sebagai seorang anti-Semit yang membenci Israel dan Yahudi.
“Anda tidak bisa berpura-pura peduli dengan rakyat Palestina sambil mendukung organisasi teroris yang membunuh mereka,” kata Molan kepada Dr Abdel-Fattah. “Anda adalah seorang anti-Semit yang membenci Israel dan Yahudi. Anda adalah bagian dari masalah, bukan solusi.” Wawancara tersebut berakhir dengan saling menuduh dan berteriak antara kedua wanita tersebut.
Pernyataan Dr Abdel-Fattah ini menuai reaksi beragam dari publik Australia dan dunia. Beberapa orang mengapresiasi sikapnya yang berani dan berempati dengan Palestina. Mereka menganggap Hamas sebagai kelompok pembebasan yang sah dan berhak mendapatkan dukungan dari negara-negara Muslim dan progresif. Mereka juga mengkritik sikap Barat yang memihak Israel dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Namun, banyak juga orang yang mengutuk sikapnya yang pro-Hamas dan menganggapnya sebagai seorang simpatisan teroris. Mereka menganggap Hamas sebagai organisasi teroris yang harus diisolasi dan ditindak oleh komunitas internasional. Mereka juga mengecam sikap anti-Semit dan anti-Israel dari Dr Abdel-Fattah dan mengklaim bahwa ia tidak mewakili suara mayoritas Muslim Australia.