jfid – Anda mungkin tidak menyadari bahwa setiap kali Anda menyalakan rokok, Anda mungkin telah berkontribusi pada pendanaan Israel, negara yang terus melakukan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Bagaimana bisa?
Salah satu merek rokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah HM Sampoerna, yang terkenal dengan produk-produknya seperti A Mild, Dji Sam Soe, dan Sampoerna Kretek.
Namun, tahukah Anda bahwa perusahaan yang dirintis oleh keluarga Sampoerna selama 94 tahun itu kini dikuasai oleh Philip Morris International (PMI), sebuah perusahaan rokok raksasa asal Amerika Serikat?
Rokok Sampoerna, salah satu merek rokok terkenal di Indonesia, mendapat sorotan dari para aktivis pro-Palestina yang menyerukan boikot terhadap produk-produk Israel. Alasannya, perusahaan rokok ini dimiliki oleh Philip Morris International, sebuah perusahaan asing yang diduga terlibat dalam bisnis dengan Israel.
Philip Morris International (PMI) adalah perusahaan rokok multinasional yang berbasis di Amerika Serikat. PMI memiliki sejumlah merek rokok populer di dunia, seperti Marlboro, L&M, Chesterfield, dan lainnya. Salah satu anak perusahaannya adalah PT HM Sampoerna Tbk, yang memproduksi rokok- rokok kretek terkenal di Indonesia, seperti Dji Sam Soe, A Mild, dan Sampoerna Hijau.
PMI disebut-sebut telah menyumbangkan sekitar 800 juta dolar AS untuk Israel sejak tahun 2011. Jumlah tersebut setara dengan 12 persen dari keuntungan bersih perusahaan yang mencapai 6,7 miliar dolar AS pada tahun 2020. Uang tersebut kemudian digunakan oleh Israel untuk membeli senjata, membangun pemukiman ilegal, dan menindas rakyat Palestina.
PMI mengakuisisi saham mayoritas PT HM Sampoerna Tbk pada tahun 2005 dengan nilai sekitar Rp 10,9 triliun. Sejak saat itu, PMI menjadi pemegang saham pengendali PT HM Sampoerna Tbk dengan kepemilikan saham sekitar 92,5 persen. Akuisisi ini dianggap sebagai salah satu transaksi terbesar di industri rokok Indonesia.
Namun, akuisisi ini juga menimbulkan kontroversi di kalangan para pendukung Palestina, yang menuduh PMI terlibat dalam bisnis dengan Israel. PMI dikabarkan memiliki afiliasi di Israel, yaitu Philip Morris Ltd, yang mendistribusikan produk-produk PMI di negara tersebut sejak tahun 2011.
Selain itu, PMI juga diketahui telah berinvestasi sekitar $20 juta pada tahun 2016 di sebuah perusahaan startup Israel yang mengembangkan vaporizer tanaman mentah untuk penggunaan medis. Pada tahun 2023, PMI bahkan mengakuisisi perusahaan tersebut dengan nilai sekitar $150 juta.
Gerakan boikot produk-produk Israel ini dipimpin oleh Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), sebuah gerakan global yang bertujuan memberikan tekanan ekonomi pada Israel dan perusahaan-perusahaan internasional yang beroperasi di sana.
BDS menilai bahwa Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina, seperti pendudukan, pembangunan pemukiman ilegal, pemblokiran Gaza, dan serangan militer.
BDS menyerukan agar konsumen, pedagang, dan investor menghentikan hubungan dengan Israel dan perusahaan-perusahaan yang mendukungnya.
Salah satu produk yang masuk dalam daftar boikot BDS adalah rokok Sampoerna, yang dianggap sebagai produk Israel karena dimiliki oleh PMI.
Beberapa aktivis pro-Palestina di Indonesia telah menggelar aksi protes dan kampanye sosial media untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak membeli atau menjual rokok Sampoerna.
Mereka berharap bahwa dengan melakukan boikot, mereka dapat memberikan dukungan moral dan materi kepada rakyat Palestina yang sedang berjuang melawan penjajahan Israel.
Namun, tidak semua orang setuju dengan gerakan boikot ini. Beberapa pengamat dan penggiat rokok menilai bahwa boikot rokok Sampoerna tidak efektif dan tidak relevan dengan isu Palestina.
Mereka berpendapat bahwa rokok Sampoerna adalah produk lokal yang telah ada sejak tahun 1913 dan memiliki kontribusi besar bagi perekonomian dan kesejahteraan Indonesia, khususnya bagi petani tembakau, pekerja pabrik, dan pedagang rokok.
Mereka juga menekankan bahwa rokok Sampoerna tidak mengandung bahan-bahan yang berasal dari Israel atau mendukung kepentingan Israel.
Selain itu, beberapa orang juga menganggap bahwa boikot rokok Sampoerna adalah tindakan diskriminatif dan tidak adil, karena hanya menargetkan satu merek rokok saja, padahal ada banyak produk lain yang juga memiliki keterkaitan dengan Israel.
Mereka menyarankan agar gerakan boikot lebih fokus pada hal-hal yang lebih substantif dan strategis, seperti mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap tegas dan konkret terhadap Israel, serta memberikan bantuan kemanusiaan dan diplomasi kepada Palestina .
Boikot rokok Sampoerna menjadi salah satu contoh dari kompleksitas dan kontroversi yang muncul akibat konflik Israel-Palestina.
Di tengah-tengah situasi yang penuh ketegangan dan emosi, penting bagi kita untuk tetap menjaga keseimbangan dan rasionalitas dalam menyikapi isu-isu yang berkaitan dengan konflik tersebut.
Kita juga harus mengedepankan sikap kritis dan berempati, serta menghormati hak dan pilihan setiap orang, baik sebagai konsumen, produsen, maupun pendukung.