Rocky Gerung Joget-joget di Bareskrim, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

jfid – Rocky Gerung, seorang akademisi dan pengamat politik, menjadi sorotan publik setelah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh sejumlah relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rocky dituduh menghina Jokowi dengan menyebutnya “bajingan tolol” dalam sebuah orasi di acara persiapan aksi akbar 10 Agustus 2023.

Rocky membantah bahwa pernyataannya itu merupakan haknya sebagai warga negara yang berpendapat secara kritis dan politis.

Pada Rabu (6/9/2023), Rocky memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai terlapor dalam kasus dugaan penyebaran hoaks dan fitnah.

Namun, ketika tiba di gedung Bareskrim, Rocky terlihat joget-joget di luar gedung sambil membawa minuman botol biru. Apa yang sebenarnya terjadi?

Menurut Rocky, joget-joget itu hanyalah ekspresi kegembiraannya karena bisa bertemu dengan penyidik. Dia mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk pemeriksaan, hanya membawa minuman isotonik untuk menjaga stamina.

Rocky juga menyinggung pernyataan Jokowi yang menganggap masalahnya sebagai masalah kecil. Rocky mengatakan bahwa dia akan mengikuti proses hukum yang ada.

Sementara itu, pelapor Rocky Gerung, Benny Rhamdani, selaku Ketua Barikade 98, mengatakan bahwa joget-joget Rocky adalah bentuk penghinaan terhadap institusi penegak hukum.

Benny menilai bahwa Rocky tidak serius menghadapi pemeriksaan dan tidak menghormati proses hukum. Benny berharap agar penyidik bisa menjerat Rocky dengan pasal yang sesuai dengan perbuatannya.

Dari sisi hukum, pakar pidana Universitas Indonesia (UI), Indriyanto Seno Adji, mengatakan bahwa joget-joget Rocky tidak bisa dijadikan dasar untuk menjeratnya dengan pasal tambahan.

Menurut Indriyanto, joget-joget itu hanya merupakan perilaku yang tidak sopan dan tidak etis, tetapi tidak melanggar hukum. Indriyanto menambahkan bahwa penyidik harus fokus pada substansi perkara, yaitu apakah pernyataan Rocky menghina Jokowi atau tidak.

Dari sisi psikologi, psikolog klinis dari Universitas Indonesia (UI), Suryani Leo, mengatakan bahwa joget-joget Rocky bisa diartikan sebagai bentuk coping mechanism atau mekanisme koping untuk mengatasi tekanan psikologis.

Suryani menjelaskan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi situasi yang stres, salah satunya adalah dengan mengekspresikan emosi positif seperti senyum atau tertawa.

Suryani menyarankan agar masyarakat tidak terlalu cepat menilai perilaku Rocky tanpa mengetahui konteks dan latar belakangnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article