Profesor Scott O’Neill: Pencetus Sekaligus Ilmuwan Bakteri Wolbachia

ZAJ
By ZAJ
5 Min Read

jfid – Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang menakutkan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022 tercatat sebanyak 96.347 kasus demam berdarah dengan angka kematian mencapai 1.029 orang.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat yang efektif untuk mencegah atau mengobati demam berdarah.

Namun, ada seorang ilmuwan yang berusaha menemukan solusi untuk mengendalikan penyakit ini dengan cara yang inovatif dan ramah lingkungan.

Dia adalah Profesor Scott O’Neill, seorang ahli biologi dari Australia yang merupakan pendiri dan direktur World Mosquito Program (WMP), sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan global.

Profesor O’Neill telah mengabdikan sebagian besar kariernya untuk mempelajari hubungan simbiosis antara bakteri dan serangga.

Salah satu bakteri yang menjadi fokus penelitiannya adalah Wolbachia, sebuah bakteri yang hidup di dalam sel-sel sekitar 60% spesies serangga di dunia, termasuk lalat buah, kutu daun, dan beberapa jenis nyamuk.

Profesor O’Neill menemukan bahwa Wolbachia memiliki kemampuan untuk menghambat penularan virus dengue dan virus lain yang ditularkan oleh nyamuk, seperti Zika dan chikungunya.

Caranya adalah dengan memanfaatkan fenomena yang disebut cytoplasmic incompatibility (CI), yaitu ketidakcocokan antara sel telur dan sperma yang mengandung Wolbachia yang berbeda atau tidak sama sekali. Hal ini menyebabkan keturunan yang dihasilkan menjadi tidak subur atau mati.

Dengan menggunakan teknik genetik, Profesor O’Neill dan timnya berhasil memindahkan Wolbachia dari lalat buah ke nyamuk Aedes aegypti, yang sebelumnya tidak memiliki bakteri ini.

Mereka kemudian melepaskan nyamuk-nyamuk yang terinfeksi Wolbachia ke lingkungan alami, dengan harapan mereka akan berkembang biak dan menggantikan populasi nyamuk yang tidak terinfeksi. Dengan demikian, risiko penularan virus dengue dan virus lain akan berkurang secara signifikan.

Metode ini telah diuji coba di beberapa negara, termasuk Indonesia, dengan hasil yang menjanjikan.

Di Yogyakarta, misalnya, sebuah penelitian acak terkontrol yang melibatkan lebih dari 300.000 penduduk menunjukkan bahwa metode Wolbachia dapat mengurangi insiden demam berdarah hingga 77% dan mengurangi keparahan penyakit hingga 86%.

Penelitian ini merupakan yang pertama di dunia yang membuktikan efektivitas metode Wolbachia dalam mengendalikan demam berdarah di skala besar.

Profesor O’Neill mengatakan bahwa metode Wolbachia memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode pengendalian nyamuk lainnya, seperti penggunaan insektisida, pelepasan nyamuk steril, atau pelepasan nyamuk yang dimodifikasi secara genetik.

Pertama, metode Wolbachia bersifat alami dan tidak berbahaya bagi manusia, hewan, atau lingkungan.

Kedua, metode Wolbachia bersifat mandiri dan berkelanjutan, karena Wolbachia dapat menyebar dan bertahan di populasi nyamuk tanpa perlu intervensi berulang.

Ketiga, metode Wolbachia bersifat murah dan mudah diterapkan, karena hanya membutuhkan biaya awal untuk melepaskan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dan tidak memerlukan infrastruktur atau peralatan khusus.

Profesor O’Neill mengakui bahwa metode Wolbachia bukanlah solusi ajaib yang dapat menghapus demam berdarah sepenuhnya. Dia menekankan bahwa masyarakat tetap perlu melakukan upaya pencegahan lainnya.

seperti menghindari gigitan nyamuk, membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, dan mencari perawatan medis jika mengalami gejala demam berdarah.

Namun, dia berharap bahwa metode Wolbachia dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dan berdampak dalam mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh nyamuk di dunia.

Profesor O’Neill adalah seorang ilmuwan yang berdedikasi dan berprestasi. Dia telah menerima beberapa penghargaan, di antaranya adalah Medali Centenary dan Medali Mackerras dari Australia, serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Australia dan Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika Serikat.

Dia juga telah mempublikasikan lebih dari 200 makalah ilmiah di jurnal-jurnal terkemuka, seperti Nature, Science, dan Proceedings of the National Academy of Sciences.

Profesor O’Neill adalah sosok yang menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan visi, misi, dan inovasinya, dia telah membawa harapan baru bagi jutaan orang yang terancam oleh penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Dia adalah contoh nyata dari ilmuwan yang berjuang untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article