PPKM dan Darurat Kepercayaan

bramadapp By bramadapp
3 Min Read
- Advertisement -

jfid – Kemarin pas ke Pasuruan mau ambil buah leci di rumah bibi, saya dicegat oleh petugas dari Polri. Dengan bahasa yang lembut dan sopan dia menyampaikan pesan PPKM. Seketika saya balik kanan. Saya “sungkan” dengan tatakramanya, sehingga kesadaran saya tumbuh untuk tidak melintasi jalan-jalan yang sudah dibatasi petugas, meskipun seandainya tidak dijaga. Kejiadian itu terus tersimpan di pikiran sebagai komitmen kepatuhan selanjutnya.

Pelaksanaan PPKM banyak dilanggar oleh masyarakat. Untuk mewujudkan ketaatan dan disiplin mereka, ternyata dengan menakut-nakuti dan memberikan sanksi, denda dan sebagainya belum cukup ampuh. Mereka tidak pernah jera, meski harus dipidana sekalipun.

Barisan petugas dari TNI, Polri, Pol PP dan Dishub yang berjaga membatasi lintasan-lintasan kota dianggap pemandangan harian yang muncul pada jam-jam tertentu. Sama sekali tidak mengejutkan. Main kucing-kucingan diantara mereka tidak bisa dihindari, sebagian masyarakat meniliai PPKM hanyalah kegiatan rutin aparat untuk memenuhi laporan pada atasannya.

Keadaan semakin sulit, dimana statistik kematian akibat covid-19 menunjukkan peningkatan, tapi kesadaran masyarakat semakin menurun. Cara-cara pemerintah yang kurang cerdas menjadikan kekacauan yang sebenarnya terjadi, dimana situasi darurat banyak diabaikan oleh masyarakat.

Jika pandemi adalah masalah kita, maka solusinya harus dibangun bersama-sama. Harus disepakati oleh pemerintah dengan tidak mengabaikan kepentingan rakyat. Kekurang percayaan publik saat ini menjadi kendala utama yang mendasari semua persoalan kita. “Trust” adalah kata kuncinya.

Barangkali, mulai saat ini pemerintah tidak hanya mempertimbangkan akibat, tapi sebab-sebabnya juga harus dikaji. Terutama bagaimana mengembalikan kepercayaan rakyat. Sebab, jika kepercayaan rakyat tidak sepenuhnya, kebijakan apapun yang datang dari pemerintah dianggapnya jebakan yang merugikan rakyat.

Pemerintah harus menghilangkan sikap arogansi, sehingga ego masyarakat akan melandai dengan sendirinya. Pula, pemerintah juga harus peka menghindari hal-hal yang merusak kepercayaan rakyat selama ini. Kalau masih ditanya yang mana, ya, berarti pemerintah masih belum peka juga.

Dalam menghadapi pandemi covid-19 dan PPKM ini, tinggalkanlah cara-cara ala kekuasaan, karena masyarakat butuh waktu untuk mengerti, butuh sosialisasi berkala dan pendekatan yang edukatif. Jika kepercayaan masyarakat sudah pulih, maka segala keputusan dan kebijakan pemerintah akan dilaksanakan dengan suka cita, tanpa merasa terbebani atau tertekan oleh pemerintah. Seperti kejadian yang saya alami di atas. Yakni, tumbuh sebuah kesadaran.

Bramada Pratama Putra

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article