Persoalan Sampah di Kota Bangkalan, Sejumlah Pihak Angkat Bicara

Syahril Abdillah
5 Min Read
Salah satu TPS yang sebelumnya ditenggarai menjadi tumpukan sampah (Foto:Scren)

Bangkalan, Jurnalfaktual.Id- Tumpukan sampah di sejumlah TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Kota Bangkalan, dua hari belakangan mendapat sorotan dari sejumlah pihak, tidak terkecuali dari aktifis mahasiswa.

Sorotan itu muncul akibat sampah di beberapa TPS meluber ke badan jalan. Bahkan, bau menyengat menusuk hidung masyarakat saat melintasi kawasan TPS.

Kritikan pedas pun bermunculan sejak hari Senin, tanggal 08 hingga Selasa 09 Oktober petang baik melalui media sosial maupun angkat bicara melalaui media menstrim. Mirisnya, Bangkalan dikatakan darurat sampah.

Lagi- lagi kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dipertanyakan. Sampah yang berserakan tersebar di beberapa titik, diantaranya TPS di Jl. Halim Perdana Kusuma dan Jl. Letnan Abdul Kadirun.

Apa Yang Menyebabkan Sampah Menumpuk Hingga Meluber?

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Hadari, pada Selasa 08 Oktober 2019 mengatakan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengalami overloed (Kelebihan). Sehingga sampah dari luar belum bisa masuk.

Disamping itu, lanjut dia, alat pengangkut sampah yang banyaknya 10 unit menjadi penampung, sehingga tidak berfungsi. Sedangkan Bego Loder, alat pemerata mengalami kerusakan.

“Penyebabnya sejatinya Bego Loder di TPA rusak tidak berfungsi sehingga TPA tidak bisa menerima tampungan sampah selama 2 hari,” tuturnya.

Pihaknya kata Hadari, sudah berupaya untuk meperbaik Lode Loder yang mengalami kerusakan. Namun Onderdilnya ketika mencari ke surabaya tidak tersedia.

“Terpaksa kami menyewa lode loder untuk meratakan dalam dua hari ini. Sedangkan armada truk dan konteler pengangkut sampah penuh dijadikan penampungan,” terangnya.

Bupati Bangkalan Angkat Bicara

Persoalan sampah juga mendapat atensi dari Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron. Ia mengaku sudah mengintruksikan ke DLH agar mengangkut sampah yang berserakan yang dinilai membuat kumuh Kota Bangkalan.

“Dua hari ini saya juga sampaikan untuk segera mengangkut sampah- sampah yang sudah lama dijalan,” ujarnya. Rabu, 09 Oktober 2019 usai melantik pejabat OPD di Pendopo Agung Bangkalan.

Bupati mengaku memang ada laporan terkait kerusakan alat Pemerataan sampah di TPA. Kata dia, upaya pembersihan juga sudah mulai digerakkan.

“Upaya pembersihan kemarin sudah dilakukan pengangkutan sampah,” tegasnya.

Ra Latif sapaan lekatnya tidak menampik bahwa beberapa bulan lalu telah bersepakat secara tertulis dengan para aktivis mahasiswa, dalam hal ini PMII untuk menangani persoalan sampah.

Ditegaskan dia, kesepakatan itu sudah diedarkan ke sejumlah kecamatan yang berdekatan dengan Kota Bangkalan. Ia juga mengaku sudah mendorong para camat dan kepala desa untuk berkoordinasi terkait banyaknya sampah yang belum tertangani dengan baik.

“Kita sudah mendorong itu kepada camat camat yang dekat kota banyak sampah yang belum tertangani dengan baik, perlu camat dan kepala desa ini perlu berkordinasi dengan baik dengan mengalokasikan anggaran dana desanya untuk kebersihan juga,” tuturnya.

Selain itu, Ra Latif juga meminta semua pihak agar ada kesadaran bersama untuk mengentaskan persoalan sampah, agar Bangkalan kembali meraih Adipura.

“Ini PR kita. Soalx bukan orang desa tetapi yang berpendidikan juga buang sampah sembarangan. Ini tugas saya dengan pak muhni. Jadi saya berharap ada kesadaran bersama dan juga menginformasikan kepada kita titik- titik mana saja yang belum kita sentuh,” pintanya.

Tanggapan Kadis DLH

Kepala Dinas DLH, Hadari, Pada Rabu 09 Oktober 2019 menyampaikan, pihaknya sudah mulai meratakan tumpukan sampah di TPA memggunakan Bego Loder. Selain itu, sebagian tumpukan sampah di sejumlah TPS mulai diangkut.

“Setelah di datangkan bego doser dari luar baru bisa berfungsi kembali, semoga untuk selanjutnya layanan pengangkutan tidak bermasalah lagi dan Masyarakat juga disiplin mentransitkan sampah di TPS/Continer tepat waktu dan tepat pada tempat,” kata Hadari kepada jurnalfaktual.Id.

Ia menambahkan, dari pengendalian langsung dilapangan yang dilaporkan melalui bukti dokumentasi 100 persen sudah teratasi. Meski begitu, Ia menilai masyarakat cenderung belum disiplin.

“Karena setelah bersih di buangin lagi, harusnya sampahnya di tahan dulu di rumah, baru di buang ke TPS besok pagi,” katanya.

“Syukur kalau sudah ada pemilihan sehingga konsep 3 R dalam tata kelola persampahan sudah bisa diimplementasikan sejak dini/di mulai dari produsen sampah,” tandasnya.

Penulis: Lah
Editor : Ningsih

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article