Pemulihan Demokrasi Dibalik Kudeta Militer di Bolivia? Ini Lengkapnya

Ummu Alvina
4 Min Read
Pemulihan Demokrasi Dibalik Kudeta Militer di Bolivia? Ini Lengkapnya (Ilustrasi)
Pemulihan Demokrasi Dibalik Kudeta Militer di Bolivia? Ini Lengkapnya (Ilustrasi)

jfid – Jenderal Juan Jose Zuniga, yang memimpin kudeta di Bolivia, mengklaim bahwa tujuan kudetanya adalah untuk “memulihkan demokrasi” dan “mengembalikan demokrasi serta membebaskan tahanan politik kita.”

Ia juga mengatakan bahwa rakyat Bolivia tidak memiliki masa depan dan bahwa ia ingin menggantikan Presiden Luis Arce untuk memulihkan demokrasi.

Zuniga juga mengklaim bahwa Presiden Arce mengatakan bahwa situasi sangat kacau dan kritis, sehingga Zuniga harus menyiapkan sesuatu untuk meningkatkan popularitas Arce.

Namun, pernyataan Zuniga ini dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima, yang mengatakan bahwa Zuniga berbohong dan berusaha membenarkan tindakannya. Lima juga menuntut Zuniga atas kejahatan terorisme dan pemberontakan bersenjata.

Dalam beberapa bulan terakhir, Bolivia telah mengalami kegentingan akibat pertikaian antara Presiden Luis Arce dan mantan Presiden Evo Morales, yang berebut kursi di pucuk partai penguasa, Gerakan untuk Sosialisme (MAS). Ketegangan politik ini semakin memuncak dengan kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Juan Jose Zuniga pada 25 Juni 2024.

Zuniga, yang sebelumnya merupakan komandan Angkatan Darat Bolivia, mengklaim bahwa tindakannya didasarkan pada keinginan untuk menyelamatkan Bolivia dari krisis politik dan ekonomi yang semakin dalam.

Zuniga dalam konferensi persnya mengemukakan bahwa kudetanya adalah langkah yang diperlukan untuk memulihkan demokrasi di Bolivia. “Rakyat Bolivia tidak memiliki masa depan di bawah pemerintahan yang korup ini. Kami bertindak untuk mengembalikan demokrasi dan membebaskan tahanan politik kita,” ujar Zuniga.

Ia juga menuduh Presiden Arce telah gagal dalam memimpin negara dan bahwa pertikaian internal di tubuh partai MAS telah merusak stabilitas negara .

Menanggapi klaim tersebut, Menteri Kehakiman Ivan Lima dengan tegas menolak pernyataan Zuniga. Lima menyebut tindakan Zuniga sebagai upaya kudeta yang tidak berdasar dan menuduhnya berusaha membenarkan tindakan terorisme dan pemberontakan bersenjata.

“Jenderal Zuniga adalah seorang penjahat yang mencoba merongrong demokrasi di Bolivia. Ia akan dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Lima dalam wawancara eksklusif dengan media lokal .

Kudeta ini tidak hanya memicu reaksi di dalam negeri tetapi juga menarik perhatian komunitas internasional. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, dengan keras mengecam upaya kudeta tersebut dan menyatakan dukungannya untuk pemerintahan yang sah di Bolivia.

“Kami tidak akan tinggal diam melihat demokrasi diinjak-injak. Kami berdiri bersama rakyat Bolivia dan pemerintah yang sah,” kata Lopez Obrador dalam pernyataan resminya.

Selain itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS), Luis Almagro, juga mengutuk kudeta ini dan menegaskan pentingnya menghormati proses demokrasi .

Pertanyaan besar yang muncul adalah: Apa yang akan terjadi selanjutnya di Bolivia? Dengan Jenderal Zuniga kini menghadapi tuntutan hukum dan pemerintah yang berusaha mengendalikan situasi, masa depan Bolivia tampak penuh ketidakpastian. Situasi politik yang terus bergejolak dan keterlibatan aktor internasional menambah kompleksitas krisis ini.

Kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Juan Jose Zuniga di Bolivia telah membuka babak baru dalam krisis politik negara tersebut.

Dengan klaim untuk memulihkan demokrasi dan tuduhan terorisme yang dilontarkan oleh pemerintah, Bolivia berada di persimpangan yang kritis.

Dunia kini menunggu bagaimana pemerintah Bolivia dan komunitas internasional akan menangani situasi ini untuk memastikan stabilitas dan demokrasi tetap terjaga di negara tersebut.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article