Pelajaran dari Kasus Turbulensi Parah di Pesawat Singapore Airlines SQ321

unnie By unnie
3 Min Read
Pelajaran dari Kasus Turbulensi Parah di Pesawat Singapore Airlines SQ321
Pelajaran dari Kasus Turbulensi Parah di Pesawat Singapore Airlines SQ321
- Advertisement -

Jfid – Sebuah pelajaran penting diambil dari insiden turbulensi parah yang dialami oleh pesawat Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321.

Penerbangan yang berangkat dari London (Heathrow) menuju Singapura pada Senin, 20 Mei 2024, itu mengalami guncangan hebat yang menyebabkan pesawat harus melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok.

Apa yang Terjadi?

Pesawat Boeing 777-300ER tersebut mengalami turbulensi parah saat melintasi Teluk Benggala, yang mengakibatkan pesawat menukik turun sekitar 6.000 kaki dalam hitungan menit.

Ad image

Insiden ini tidak hanya mengejutkan tetapi juga berakibat fatal, dengan satu penumpang asal Inggris dilaporkan tewas dan tujuh penumpang lainnya dalam kondisi kritis.

Bagaimana Kejadiannya?

Menurut kesaksian penumpang, turbulensi terjadi secara tiba-tiba tanpa banyak peringatan.

Andrew Davies, salah satu penumpang, menggambarkan kejadian tersebut sebagai yang terburuk dalam 30 tahun pengalaman penerbangannya. “Banyak orang terluka, termasuk pramugari,” ujarnya.

Beberapa penumpang yang memiliki pelatihan medis bergegas membantu korban.

Kapan Kejadian Ini Berlangsung?

Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Senin, 20 Mei 2024, dan pendaratan darurat dilakukan pada hari yang sama.

Di Mana Lokasi Kejadiannya?

Turbulensi terjadi saat pesawat berada di atas Teluk Benggala, dan pendaratan darurat dilakukan di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok.

Siapa yang Terlibat?

Dalam penerbangan tersebut terdapat 211 penumpang dan 18 awak kabin.

Diantara penumpang, terdapat warga Inggris yang tewas dan dua warga Indonesia yang menjadi bagian dari tujuh penumpang kritis.

Mengapa Kejadian Ini Bisa Terjadi?

Turbulensi parah seperti ini seringkali disebabkan oleh kondisi cuaca, seperti awan kumulonimbus atau fenomena udara jernih yang tidak terdeteksi radar cuaca dan sulit diprediksi.

Insiden ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak terkait pentingnya keamanan penerbangan dan prosedur keselamatan, termasuk rekomendasi untuk selalu mengenakan sabuk pengaman selama penerbangan.

Kisah dari penumpang yang selamat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi banyak orang, mengingatkan kita semua tentang pentingnya mengikuti instruksi keselamatan penerbangan.

“Kejadian ini adalah yang terburuk dalam 30 tahun penerbangannya,” kata Andrew Davies, seorang penumpang dalam penerbangan tersebut.

Menurut laporan Liputan6.com, turbulensi yang dialami pesawat Singapore Airlines SQ321 menyebabkan seorang penumpang meninggal dunia dan 30 lainnya terluka.

Dengan adanya insiden ini, diharapkan akan ada peningkatan standar keselamatan dan keamanan penerbangan, serta kesadaran penumpang untuk selalu mengikuti prosedur keselamatan, termasuk penggunaan sabuk pengaman selama penerbangan.

- Advertisement -
Share This Article