Tirai antariksa adalah sebuah ide yang telah lama dibahas oleh para ilmuwan, tetapi baru-baru ini mendapat dukungan dari sebuah organisasi nirlaba baru yang bernama Planetary Sunshade Foundation (PSF).
PSF adalah sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengembangkan solusi pendinginan iklim berbasis ruang angkasa untuk mengurangi konsekuensi bencana dari perubahan iklim.
PSF menyebut tirai antariksa bisa menjadi solusi terbaik untuk SRM dan harus dilihat sebagai bagian penting dari upaya global untuk melawan perubahan iklim.
Tirai antariksa ini akan mengorbit dekat dengan titik Lagrange-1 Matahari-Bumi, yaitu titik di mana gaya gravitasi Matahari dan Bumi seimbang, sehingga tirai bisa tetap berada di antara keduanya.
Tirai antariksa ini akan dibuat dengan elemen yang dapat ditambah dan dikurangi agar ukurannya bisa disesuaikan.
Perhitungan awal menunjukkan bahwa untuk dapat menangkal sekitar 1 derajat Celcius pemanasan antropogenik, tirai antariksa perlu memblokir sekitar 0,5 persen dari energi Matahari yang masuk.
Morgan Goodwin, Direktur Eksekutif PSF, menjelaskan alasan mengapa kelompok ini mengusulkan tirai antariksa. Menurutnya, strategi dekarbonisasi saat ini memang diperlukan, tetapi tidak cukup untuk membuat planet yang layak huni.
Dekarbonisasi adalah pengurangan emisi karbon dioksida dengan cara memanfaatkan sumber daya rendah karbon untuk mencapai hasil yang lebih rendah dari gas rumah kaca yang berada di atmosfer Bumi.
“Untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim, dunia harus segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, menghilangkan gigaton karbon dari atmosfer, dan membatasi radiasi Matahari yang masuk,” kata Goodwin, dikutip dari [Space].
Dari semua metode yang disinggung untuk mengurangi radiasi Matahari, kata Goodwin, tirai antariksa memiliki banyak keuntungan yang layak untuk diinvestasikan dalam konsep tersebut. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
– Efektif: Tirai antariksa bisa menurunkan suhu Bumi secara global dan merata, tanpa mempengaruhi siklus hidrologi atau kimia atmosfer.
– Reversibel: Tirai antariksa bisa dihilangkan atau dikurangi kapan saja jika ada efek samping yang tidak diinginkan atau jika sudah tidak diperlukan lagi.
– Terukur: Tirai antariksa bisa disesuaikan ukurannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini.
– Terjangkau: Tirai antariksa bisa dibangun dengan biaya yang relatif murah, terutama jika menggunakan debu bulan sebagai bahan utamanya.
Debu Bulan, Bahan Murah dan Efektif untuk Tirai Antariksa
Salah satu tantangan terbesar dalam membuat tirai antariksa adalah mengirimkan bahan yang cukup ke ruang angkasa. Meluncurkan bahan dari Bumi ke orbit L1 membutuhkan biaya dan upaya yang sangat besar.
Oleh karena itu, PSF mengusulkan untuk menggunakan debu bulan sebagai alternatif yang lebih murah dan efektif.
Debu bulan adalah partikel-partikel kecil yang terbentuk dari proses erosi dan tumbukan meteorit di permukaan bulan selama miliaran tahun. Debu bulan memiliki sifat yang cocok untuk tirai antariksa, yaitu memantulkan cahaya dan mudah dihancurkan menjadi partikel yang lebih kecil.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Universitas Utah dan dipublikasikan di jurnal [The Planetary Science Journal] mengeksplorasi potensi penggunaan debu bulan untuk tirai antariksa.
Studi ini menerapkan teknik yang biasa digunakan untuk mempelajari pembentukan planet di sekitar bintang yang jauh, yaitu dengan mencari cincin berdebu yang mencegat cahaya dari bintang pusat.
Para penulis studi ini menemukan bahwa meluncurkan debu bulan dari bulan ke orbit L1 bisa menjadi cara yang lebih efisien daripada meluncurkan bahan dari Bumi.
Hal ini karena gravitasi bulan yang lebih rendah dan jaraknya yang lebih dekat dengan L1. Selain itu, debu bulan juga lebih mudah didapatkan dan diproses daripada bahan lain yang mungkin digunakan untuk tirai antariksa.
“Sungguh menakjubkan untuk merenungkan bagaimana debu bulan—yang membutuhkan waktu lebih dari empat miliar tahun untuk dihasilkan—dapat membantu memperlambat kenaikan suhu Bumi, masalah yang membutuhkan waktu kurang dari 300 tahun untuk kita produksi,” kata Scott Kenyon, anggota tim penulis studi dari Pusat Astrofisika | Harvard & Smithsonian, dikutip dari [National Geographic].
Tantangan dan Kontroversi Tirai Antariksa
