Operasi 3 Tahap Israel ke Gaza, Mungkinkah Berhasil?

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Operasi 3 Tahap Israel Ke Gaza, Mungkinkah Berhasil?
Operasi 3 Tahap Israel Ke Gaza, Mungkinkah Berhasil?

jfid – Israel telah memulai operasi darat di Gaza utara, setelah melakukan serangan udara yang intensif selama beberapa hari.

Tujuan utama operasi ini adalah menghancurkan infrastruktur dan kemampuan militer Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza sejak 2007.

Namun, operasi ini juga menimbulkan risiko besar bagi Israel, baik dari segi korban jiwa maupun dampak politik.

Operasi darat Israel di Gaza bukanlah hal yang baru. Ini adalah kali kelima sejak 2008, Israel melakukan invasi ke wilayah yang dijuluki “penjara terbesar di dunia” itu.

Ad image

Namun, kali ini, Israel menghadapi tantangan yang lebih besar, karena Hamas telah menunjukkan kemampuan mengejutkan dalam melancarkan serangan roket ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.

Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel, termasuk 279 tentara, dan melukai lebih dari 3.400 orang lainnya.

Israel merespons serangan itu dengan membombardir Gaza tanpa henti, menargetkan situs-situs militer dan terowongan Hamas. Namun, serangan udara itu juga menimbulkan korban sipil yang sangat tinggi di pihak Palestina.

Menurut data PBB, hingga 25 Oktober, setidaknya 6.000 orang Palestina tewas, termasuk lebih dari 2.000 anak-anak, dan lebih dari 16.000 orang luka-luka. Selain itu, 29 pekerja bantuan PBB juga tewas akibat serangan Israel.

Israel mengklaim bahwa operasi daratnya bertujuan untuk mengakhiri ancaman Hamas dan mengubah persamaan kekuatan di kawasan itu.

Israel berencana untuk melakukan operasi tiga tahap: tahap pertama adalah menetralkan teroris (israel menyebutkan demikian) dan menghancurkan infrastruktur Hamas; tahap kedua adalah menghancurkan sisa perlawanan; dan tahap ketiga adalah menciptakan zona penyangga di sekitar Gaza.

Dengan demikian, Israel berharap dapat memutus hubungan dengan Gaza dan menjadikannya tanggung jawab komunitas internasional.

Namun, rencana Israel ini dipertanyakan oleh banyak pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa analis menilai bahwa operasi darat Israel akan gagal mencapai tujuannya, karena Hamas telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi invasi tersebut.

Hamas diketahui memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang luas dan rumit, serta senjata-senjata canggih yang dapat menembus pertahanan udara Israel.

Selain itu, operasi darat Israel juga akan meningkatkan kemarahan dan solidaritas rakyat Palestina terhadap Hamas, serta mendapat kecaman dari dunia internasional.

Banyak negara dan organisasi yang mengecam Israel atas pelanggaran hak asasi manusia dan hukum perang yang dilakukannya di Gaza. Beberapa negara bahkan telah mengirim bantuan kemanusiaan dan konvoi medis ke Gaza untuk membantu korban perang.

Operasi darat Israel di Gaza juga berpotensi memicu konflik lebih luas di Timur Tengah, terutama dengan Iran dan sekutu-sekutunya seperti Hizbullah dan Suriah.

Iran telah menyatakan dukungannya terhadap Hamas dan mengancam akan melakukan pembalasan jika Israel melanjutkan agresinya.

Sementara itu, Hizbullah dan Suriah juga telah meningkatkan kesiagaannya untuk menghadapi kemungkinan serangan Israel.

Dengan demikian, operasi darat Israel di Gaza bukanlah solusi untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini. Operasi ini justru akan memperburuk situasi dan menambah penderitaan bagi rakyat Palestina dan Israel sendiri.

Operasi ini juga akan merusak citra Israel di mata dunia dan mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah. Operasi ini hanya akan menambah daftar panjang kegagalan Israel dalam mencoba menundukkan Hamas dan rakyat Gaza.

Share This Article