Meninggalkan Wasiat, Mahasiswi Unnes Jatuh dari Lantai Empat Mall Paragon

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read
Mall paragon Semarang lokasi diduga bunuh diri mahasiswi UNNES. ((Radar Semarang))
Mall paragon Semarang lokasi diduga bunuh diri mahasiswi UNNES. (Radar Semarang)

jfid – Sebuah kisah tragis terjadi di Kota Semarang pada Selasa sore, 10 Oktober 2023. Seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) berinisial NJW (20) ditemukan tewas setelah jatuh dari lantai empat Mall Paragon. Diduga, korban bunuh diri dengan melompat dari tempat parkir mobil di lantai tersebut.

Korban meninggalkan sejumlah barang bawaan di samping pagar pembatas, termasuk tas, KTP, kartu mahasiswa, dan secarik surat wasiat. Surat wasiat itu berisi permintaan maaf dan pesan terakhir korban kepada keluarga dan teman-temannya.

“Maafkan aku ya, aku sudah tidak kuat lagi. Aku sudah tidak punya harapan lagi. Aku sudah tidak bisa membahagiakan kalian lagi. Aku sudah tidak bisa menjadi anak yang baik lagi. Aku sudah tidak bisa menjadi mahasiswi yang berprestasi lagi. Aku sudah gagal dalam segalanya,” tulis korban dalam surat wasiatnya.

Korban juga meminta agar jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah. “Aku mohon jangan diotopsi. Aku mohon dimakamkan di Cilacap. Aku mohon doakan aku agar tenang di sana. Aku mohon maafkan aku atas semua kesalahan dan kekurangan aku,” lanjutnya.

Surat wasiat itu ditulis dengan huruf kecil dan tanpa tanda baca, seolah menunjukkan betapa terburu-buru dan putus asa korban saat menulisnya. Surat itu juga ditandatangani dengan nama lengkap korban dan tanggal kejadian.

Latar Belakang Korban

Berdasarkan identitas yang ditemukan, korban merupakan mahasiswi jurusan Biologi angkatan 2021 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes. Korban tinggal di asrama putri Unnes di Ngaliyan, Semarang.

Menurut teman-temannya, korban dikenal sebagai sosok yang ceria, ramah, dan rajin belajar. Korban juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kemahasiswaan di kampusnya.

“Kami semua kaget mendengar kabar ini. Kami tidak menyangka dia akan melakukan hal seperti ini. Dia selalu tampak bahagia dan tidak pernah mengeluh apa-apa,” kata Rina, salah satu teman korban.

Namun, Rina mengaku bahwa korban sempat mengalami masalah akademik beberapa waktu lalu. Korban tidak lulus satu mata kuliah yang menjadi syarat untuk mengikuti wisuda pada bulan November mendatang.

“Kami sempat menasehati dia untuk tidak putus asa dan mencoba lagi semester depan. Kami juga menawarkan bantuan untuk belajar bersama. Tapi dia bilang dia baik-baik saja dan bisa mengurus sendiri,” ujar Rina.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan rekaman CCTV yang diperiksa polisi, korban terlihat masuk ke Mall Paragon sekitar pukul 16.30 WIB. Korban datang sendirian dengan mengenakan baju hitam dan celana jeans biru.

Korban langsung menuju ke lantai empat tempat parkir mobil tanpa berhenti di lantai-lantai lainnya. Di sana, korban meletakkan barang-barangnya di samping pagar pembatas dan menulis surat wasiatnya.

Setelah selesai menulis, korban naik ke atas pagar pembatas dan melompat ke bawah tanpa ragu-ragu. Korban jatuh tepat di depan pintu masuk mall dari arah Jalan Pemuda.

Warga yang melihat kejadian itu langsung berteriak histeris dan berlarian menghindari lokasi jatuhnya korban. Beberapa orang berusaha memberikan pertolongan, namun korban sudah tidak bernyawa lagi.

Petugas kepolisian dan tim medis tiba di lokasi sekitar 15 menit kemudian. Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi untuk dilakukan visum.

Tanggapan Keluarga dan Kampus

Keluarga korban yang mendapat kabar duka itu langsung berangkat dari Cilacap menuju Semarang. Mereka mengaku tidak mengetahui motif korban bunuh diri dan menolak jika korban diotopsi.

“Kami sudah mengikhlaskan kepergian anak kami. Kami tidak mau ada yang mengganggu jenazahnya. Kami minta agar jenazahnya segera dibawa pulang dan dimakamkan di Cilacap,” kata ayah korban.

Sementara itu, pihak Unnes menyatakan rasa belasungkawa atas meninggalnya salah satu mahasiswinya. Mereka juga berjanji akan memberikan bantuan psikologis kepada teman-teman korban yang terpukul.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami berharap agar keluarga dan teman-teman korban diberi ketabahan dan kesabaran. Kami juga akan memberikan layanan konseling bagi mahasiswa yang membutuhkan,” kata Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman.

Pesan Moral

Kasus bunuh diri mahasiswi Unnes ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli dan peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar kita. Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang merasa depresi dan putus asa, seperti tekanan akademik, masalah keluarga, atau kesulitan ekonomi.

Jika kita melihat ada tanda-tanda bahwa seseorang sedang mengalami masalah psikologis, jangan ragu untuk menawarkan bantuan atau sekadar mendengarkan keluh kesahnya. Jangan biarkan mereka merasa sendirian dan tidak punya harapan.

Jika kita sendiri merasa depresi dan putus asa, jangan malu untuk mencari bantuan profesional atau berbicara dengan orang-orang terdekat kita. Ingatlah bahwa hidup ini masih memiliki banyak hal yang indah dan berharga untuk diperjuangkan.

Bunuh diri bukanlah solusi untuk mengakhiri penderitaan, melainkan hanya akan menimbulkan penderitaan baru bagi orang-orang yang kita tinggalkan. Mari kita saling menjaga dan menyayangi sesama, agar tidak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article