jfid – Pada Senin pagi, 24 Juni 2024, pasukan Israel mengumumkan keberhasilan mereka dalam membunuh seorang komandan lapangan dari sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, di Jalur Gaza.
Komandan tersebut adalah Muhammad Salah, yang memiliki peran vital dalam organisasi tersebut.
Militer Israel menyebut Muhammad Salah sebagai salah satu agen di Markas Besar Pembuatan Senjata Hamas.
Salah bertanggung jawab atas pengawasan proyek dan pengembangan senjata untuk kelompok pejuang Palestina ini.
IDF (Angkatan Pertahanan Israel) menekankan bahwa Salah terlibat dalam pengembangan “persenjataan strategis” dan memimpin tim pejuang Hamas yang bekerja pada proyek senjata.
Operasi yang menewaskan Salah dilakukan oleh pesawat Angkatan Udara Israel (IAF) dengan dukungan intelijen IDF.
Selain itu, pasukan Israel juga melanjutkan operasi intelijen di wilayah Rafah di Jalur Gaza bagian selatan.
Di sana, mereka menemukan sejumlah besar persenjataan dan menonaktifkan peluncur yang digunakan untuk menembaki pasukan Israel di wilayah Tel al-Sultan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu menyatakan bahwa operasi IDF di Rafah hampir selesai.
Serangan yang dilakukan oleh Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 37.000 warga Palestina di Jalur Gaza, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
Muhammad Salah dikenal sebagai figur penting dalam pengembangan senjata bagi Hamas, yang menjadikannya target utama bagi operasi militer Israel.
Kematian Salah dianggap sebagai pukulan signifikan bagi kemampuan militer Hamas dalam konflik yang terus berlangsung antara kedua pihak.
Dengan serangan ini, Israel berharap dapat mengurangi kemampuan operasional Brigade Al-Qassam dan memberikan tekanan lebih besar pada Hamas dalam upaya menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut.
Namun, korban jiwa yang terus berjatuhan, terutama di kalangan warga sipil, menambah kompleksitas konflik yang sudah lama berlangsung ini.