McDonald’s dan Alonyal: Resep Baru untuk Konflik Israel-Palestina

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read

jfid – McDonald’s, raksasa makanan cepat saji Amerika Serikat, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk membeli 225 restoran di Israel setelah berakhirnya perjanjian waralaba dengan Alonyal Limited yang telah berjalan selama 30 tahun.

Namun, keputusan ini tidak hanya tentang bisnis dan daging burger. Ini adalah cerita tentang politik, konflik, dan bagaimana sebuah merek makanan dapat terjebak dalam perang.

McDonald’s telah menjadi bagian dari lanskap kuliner global selama beberapa dekade. Dari Big Mac hingga Happy Meal, merek ini telah merajai pasar makanan cepat saji. Namun, ketika bisnis bertemu dengan politik, situasinya bisa berubah drastis.

Alonyal Limited, pemegang waralaba McDonald’s di Israel, telah membangun merek ini selama lebih dari 30 tahun. Mereka memiliki 225 restoran dan lebih dari 5.000 karyawan.

Namun, ketika konflik antara Israel dan Palestina mencapai titik kritis, Alonyal menemukan dirinya terjebak dalam perang informasi.

Alonyal membagikan ribuan porsi makanan gratis kepada pasukan militer Israel sebagai respons terhadap serangan di Gaza yang mengakibatkan lebih dari 33.000 kematian, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak Palestina.

Boikot terhadap McDonald’s pun bermunculan dari negara-negara Muslim seperti Kuwait, Malaysia, dan Pakistan.

Dalam pernyataannya, McDonald’s menyatakan bahwa Alonyal saat ini mempekerjakan sekitar 5.000 orang di seluruh Israel, dan mereka semua akan tetap dipekerjakan setelah proses transaksi selesai dalam beberapa bulan ke depan.

McDonald’s berkomitmen untuk pasar Israel dan memastikan pengalaman positif bagi karyawan dan pelanggan di masa depan.

Seolah-olah McDonald’s adalah karakter dalam drama geopolitik, mereka harus memilih antara dua menu: “Burger Damai” atau “Boikot Burger.”

Mereka memutuskan untuk membeli kembali restoran mereka, tetapi apakah ini adalah keputusan yang bijaksana atau hanya “menu khusus” untuk mengatasi krisis?

McDonald’s Akuisisi 225 Cabang Alonyal Israel bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang politik, moral, dan dampaknya pada masyarakat.

Makanan cepat saji tidak pernah terasa lebih berat daripada sekarang. Semoga saja, ketika kita memesan kentang goreng berikutnya, kita juga memesan sedikit perdamaian di sampingnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article