Malam Mencekam di Rafah: Anak-anak Palestina Menangis Ketakutan Saat Serangan Israel Melanda!

Syafiqur Rahman
3 Min Read
Malam Mencekam di Rafah: Anak-anak Palestina Menangis Ketakutan Saat Serangan Israel Melanda!
Malam Mencekam di Rafah: Anak-anak Palestina Menangis Ketakutan Saat Serangan Israel Melanda!

jfid – Di sebuah kamp pengungsi yang terletak di kota Rafah, malam Minggu (26/5) berubah menjadi tragedi ketika serangan udara Israel memicu kebakaran besar. Api yang berkobar di antara tenda-tenda menghanguskan tempat perlindungan terakhir bagi para pengungsi, menewaskan 45 orang termasuk perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia. Insiden memilukan ini menjadi bagian dari rangkaian serangan yang telah berlangsung selama delapan bulan.

Di dalam tenda-tenda yang terbakar, keluarga-keluarga Palestina sedang bersiap untuk tidur. “Kami sedang berdoa dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami,” kata Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit, seperti dikutip Reuters, Senin (27/5).

Tangis dan teriakan anak-anak menggema di tengah malam saat mereka berusaha menyelamatkan diri dari kobaran api.

Serangan itu menghantam Tel Al-Sultan, sebuah wilayah yang menjadi tempat berlindung bagi ribuan orang setelah pasukan Israel melancarkan serangan darat di timur Rafah lebih dari dua minggu lalu.

Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan suasana kacau di mana api berkobar dalam kegelapan, dan orang-orang berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Para pejabat kesehatan di Gaza mengungkapkan bahwa lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia, dengan jumlah korban tewas yang kemungkinan akan meningkat karena banyak yang menderita luka bakar parah.

Organisasi bantuan internasional, ActionAid UK, melaporkan bahwa jumlah korban imbas serangan Israel terbaru mencapai 50 orang. “Anak-anak, perempuan, dan laki-laki terbakar hidup-hidup di bawah tenda dan tempat berlindung mereka,” demikian menurut ActionAid, dikutip PressTV, Senin (27/5).

Militer Israel berdalih bahwa serangan tersebut menargetkan komandan Hamas di Rafah dan dilakukan berdasarkan “intelijen yang tepat”.

Mereka mengklaim bahwa serangan itu berhasil membunuh kepala staf Hamas di Tepi Barat serta pejabat Hamas lainnya yang bertanggung jawab atas serangan roket yang ditembakkan ke arah Israel dari kawasan Rafah. Namun, banyak pihak menilai tindakan ini sebagai kekejaman yang tidak dapat dibenarkan.

Reaksi komunitas internasional pun keras dan cepat. Sejumlah negara mengecam tindakan Israel dan mendesak mereka untuk menghentikan serangan serta mematuhi hukum internasional. Meski begitu, serangan terus berlanjut meskipun pengadilan tinggi PBB pada Jumat (26/5) telah memerintahkan penghentian agresi di Gaza.

Agresi ini telah menyebabkan lebih dari 35.000 warga Palestina meninggal sejak Oktober 2023. Tragedi di Rafah adalah salah satu dari banyak episode menyedihkan yang mencerminkan penderitaan warga Palestina di tengah konflik yang tak kunjung usai. Masyarakat internasional kini semakin gencar menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan yang menimpa para warga sipil tak berdosa di Gaza.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article