Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Hentikan Serangan, Tapi Rafah Masih Dibombardir

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
Ilustrasi All Eyes on Rafah Menggema, Ada yang Jadi Simbol Kekejaman Israel Terhadap Anak-Anak
Ilustrasi All Eyes on Rafah Menggema, Ada yang Jadi Simbol Kekejaman Israel Terhadap Anak-Anak

jfid – Rafah, yang terletak di bagian paling selatan Jalur Gaza, Palestina, kini menjadi sorotan global.

Wilayah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi kini berubah menjadi medan perang.

Serangan mematikan yang dilancarkan oleh Israel terhadap Rafah telah memicu perhatian internasional, meski Israel tetap mempertahankan posisinya.

Serangan pertama terjadi pada Minggu, 26 Mei 2024. Berdasarkan laporan dari AFP, militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan kepada Hamas yang beroperasi di Rafah.

Ad image

Namun, kenyataannya tenda-tenda pengungsi ikut terbakar. Otoritas Palestina melaporkan adanya 50 korban tewas dan 249 orang luka-luka akibat serangan tersebut.

Tidak hanya berhenti di situ, serangan kedua terjadi dua hari kemudian, pada Selasa, 28 Mei 2024.

Serangan ini kembali mengguncang Rafah, dengan laporan dari otoritas Gaza yang menyebutkan sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan tersebut.

Kejadian-kejadian ini terjadi hanya beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan perintah kepada Israel untuk segera menghentikan serangan di Rafah.

Namun, pemerintah Israel menolak perintah tersebut dengan alasan bahwa serangan mereka di Rafah tidak membahayakan warga sipil Palestina.

Kekhawatiran dunia terhadap serangan Israel di Rafah kini telah berubah menjadi kemarahan.

Kampanye dengan slogan ‘All Eyes on Rafah’ tersebar di media sosial untuk menarik perhatian global terhadap kekejaman yang terjadi.

Slogan ini diangkat dari pernyataan Rick Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tujuan dari slogan tersebut adalah untuk memastikan dunia tidak mengabaikan apa yang terjadi di Rafah, di mana sekitar 1,4 juta orang mencari perlindungan setelah melarikan diri dari pertempuran sengit di wilayah lain di Gaza.

Sementara itu, meskipun banyak warga sipil yang berada di Rafah, Israel terus melanjutkan serangannya.

Kecaman internasional terhadap tindakan Israel terus mengalir, tetapi Israel tetap bertahan dengan dalihnya.

Sorotan dunia masih tertuju pada Rafah, namun pertanyaan besarnya adalah, sampai kapan situasi ini akan terus berlangsung?

Share This Article