Krisis Iklim Menghantui Dunia: Asian Development Bank (ADB) Ambil Langkah Tegas

Noer Huda
3 Min Read
Krisis Iklim Menghantui Dunia: Asian Development Bank (ADB) Ambil Langkah Tegas
Krisis Iklim Menghantui Dunia: Asian Development Bank (ADB) Ambil Langkah Tegas

jfid – Situasi global kini semakin dipenuhi dengan tantangan besar yang mengancam stabilitas pembangunan manusia dan ekonomi.

Dalam sebuah konferensi pers yang dihelat di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia pada Jumat (3/5/2024), Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa memperingatkan akan urgensi mengatasi krisis iklim dan kemiskinan yang semakin merajalela.

Menurut Asakawa, dunia dihadapkan pada beragam ancaman yang menghambat kemajuan pembangunan manusia dan ekonomi.

Salah satu tantangan utamanya adalah krisis iklim yang semakin memburuk.

Cuaca ekstrem, seperti gelombang panas yang melanda beberapa negara atau hujan deras yang mengancam, menjadi bukti nyata dampak buruk perubahan iklim.

Vice-President for Market Solutions ADB, Bhargav Dasgupta, juga menekankan bahwa krisis iklim telah mempengaruhi masyarakat secara langsung.

Negara-negara dengan keterbatasan sumber daya menjadi korban utama, terutama dalam hal kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial-ekonomi.

Dampak dari krisis iklim ini tidak bisa dianggap remeh.

Masyarakat yang rentan, terutama kelompok menengah ke bawah, menghadapi tekanan ekonomi yang semakin berat dan risiko kemiskinan yang meningkat.

Tanpa tindakan yang tepat dan segera, situasi ini dapat berlanjut dan mengancam kesejahteraan manusia secara global.

ADB Melangkah Maju

Dalam rangka mengatasi tantangan tersebut, Pertemuan Tahunan ke-57 Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia telah menyepakati penambahan dana sebesar US$ 5 miliar untuk Asian Development Fund (ADF) 14 dan Technical Assistance Special Fund (TASF) 8.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang lebih signifikan bagi negara-negara anggota ADB yang membutuhkan.

ADF, yang awalnya memberikan pinjaman lunak, kini akan mengalokasikan dana dalam bentuk hibah untuk membantu negara-negara termiskin dan paling rentan.

Penambahan dana ini sekitar 22% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan komitmen ADB dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Bantuan dari ADF 14 akan difokuskan pada negara-negara kepulauan kecil yang rentan terhadap perubahan iklim, mendukung adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, serta memberikan bantuan kepada negara-negara yang terkena dampak konflik.

Ini mencakup pula dukungan untuk masyarakat Afghanistan dan Myanmar, serta proyek transformatif di berbagai negara seperti Bangladesh, Nepal, dan Pakistan.

Pendonor Bergabung dalam Upaya Penanggulangan Krisis

Sejumlah negara menjadi pendonor dalam penambahan dana ini, termasuk Indonesia, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.

Dengan dukungan global ini, diharapkan upaya penanggulangan krisis dapat dilakukan secara lebih efektif dan luas.

Dengan demikian, langkah ADB dalam mengalokasikan tambahan dana untuk penanggulangan krisis iklim dan kemiskinan ini merupakan tindakan yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan global yang semakin mendesak.

Harapan kita semua adalah agar bantuan ini dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan manusia dan stabilitas ekonomi global.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article