jfid – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Dalam acara pengundian nomor urut yang digelar di Jakarta Convention Center, Rabu (25/10/2023), KPU menetapkan nomor urut sebagai berikut:
- Nomor urut 1: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
- Nomor urut 2: Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
- Nomor urut 3: Ganjar Pranowo-Mahfud MD
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) diusung oleh koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem. Pasangan ini mengusung visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua” dan misi “8 Jalan Perubahan”.
Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (PRABO) diusung oleh koalisi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Bulan Bintang (PBB). Pasangan ini mengusung visi “Indonesia Maju Bersama Rakyat” dan misi “5 Pilar Pembangunan”.
Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (GAMA) diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo. Pasangan ini mengusung visi “Indonesia Sejahtera untuk Semua” dan misi “7 Program Prioritas”.
Menurut hasil survei terbaru dari beberapa lembaga survei, ketiga pasangan capres-cawapres ini memiliki tingkat keterpilihan yang berbeda-beda. Berikut adalah ringkasan hasil survei dari lima lembaga survei terkini:
- Polling Institute: PRABO 48%, GAMA 39,5%, AMIN 12,5%
- Ipsos Public Affairs: GAMA 34,4%, PRABO 34,8%, AMIN 21,8%
- Tirto: PRABO 35,9%, GAMA 26,1%, AMIN 19,6%
- CNBC Indonesia: PRABO 40,1%, GAMA 35,9%, AMIN 22,2%
- Detik: PRABO 19,7%, GAMA 19,2%, AMIN 13,4%
Dari hasil survei tersebut, dapat dilihat bahwa pasangan PRABO memiliki elektabilitas tertinggi secara nasional, diikuti oleh pasangan GAMA dan AMIN. Namun, perbedaan elektabilitas antara PRABO dan GAMA tidak terlalu besar, sehingga persaingan antara kedua pasangan ini diprediksi akan semakin ketat.
Sementara itu, pasangan AMIN masih tertinggal jauh dari dua pasangan lainnya, sehingga perlu meningkatkan strategi kampanye untuk menarik simpati pemilih.
Selain elektabilitas, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pilihan pemilih dalam Pilpres 2024 adalah isu-isu terkini, kinerja pemerintahan, latar belakang sosial, dan preferensi ideologis.
Dalam hal ini, ketiga pasangan capres-cawapres memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.
Pasangan AMIN memiliki kelebihan dalam hal basis massa yang kuat di kalangan Islam, terutama dari PKS dan PKB yang memiliki akar di Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Pasangan ini juga memiliki visi dan misi yang menekankan pada keadilan sosial, kesejahteraan rakyat, dan perubahan sistem.
Namun, pasangan ini juga memiliki kekurangan dalam hal pengalaman pemerintahan, terutama Anies Baswedan yang dinilai kurang berhasil dalam memimpin DKI Jakarta. Pasangan ini juga dianggap kurang memiliki jaringan luas di luar basis Islam, sehingga perlu memperluas basis pemilihnya.
Pasangan PRABO memiliki kelebihan dalam hal popularitas, pengalaman, dan jaringan politik. Prabowo Subianto sudah dua kali mencalonkan diri sebagai capres, sehingga memiliki basis pemilih yang loyal dan militan.
Prabowo juga memiliki pengalaman sebagai menteri pertahanan dan komandan jenderal Kopassus, sehingga dianggap memiliki kapabilitas dalam bidang keamanan dan pertahanan. Pasangan ini juga didukung oleh koalisi partai terbesar, yang mencakup partai-partai besar seperti Golkar, PAN, dan Demokrat.
Namun, pasangan ini juga memiliki kekurangan dalam hal kontroversi, konsistensi, dan dinasti politik. Prabowo Subianto sering dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, serta sikapnya yang tidak mengakui hasil Pilpres 2019. Gibran Rakabuming Raka juga dianggap sebagai produk dinasti politik, karena merupakan putra sulung dari Presiden Joko Widodo.
Pasangan GAMA memiliki kelebihan dalam hal kinerja, integritas, dan keragaman. Ganjar Pranowo dinilai sebagai gubernur yang berhasil dalam memimpin Jawa Tengah, salah satu provinsi terpadat di Indonesia. Ganjar juga memiliki citra bersih dari korupsi dan dekat dengan rakyat.
Mahfud MD juga dinilai sebagai tokoh yang berintegritas dan berpengalaman dalam bidang hukum dan politik. Pasangan ini juga didukung oleh PDIP, partai terbesar di parlemen, yang memiliki basis massa yang luas dan beragam. Namun, pasangan ini juga memiliki kekurangan dalam hal popularitas, kritik, dan koalisi.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD masih kalah populer dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Pasangan ini juga sering mendapat kritik dari berbagai pihak, terutama terkait dengan isu-isu sensitif seperti Pancasila, UU Cipta Kerja, dan RUU Haluan Ideologi Pancasila. Pasangan ini juga didukung oleh koalisi partai terkecil, yang hanya terdiri dari empat partai.