Konflik Palestina-Israel Memanas, Ultimatum Balas Dendam Dilempar Israel

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
Konflik Palestina-Israel Memanas, Ultimatum Balas Dendam Dilempar Israel
Konflik Palestina-Israel Memanas, Ultimatum Balas Dendam Dilempar Israel

jfid – Ketegangan diplomatik di Timur Tengah kembali memuncak seiring keputusan tiga negara Uni Eropa – Norwegia, Irlandia, dan Spanyol – untuk segera mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka.

Langkah ini tampaknya akan membangkitkan amarah Israel yang telah menghunus ancaman balas dendam kepada setiap negara yang mengakui kemerdekaan Palestina.

Duta Besar Israel untuk Jerman, Ron Prosor, dengan nada tinggi menyatakan, “Negara-negara ini memberikan angin positif bagi para teroris.

Selama pembantaian berikutnya, tangan mereka akan berlumuran darah orang-orang tak berdosa.” Pernyataan kontroversial ini sontak memicu reaksi keras dari pihak-pihak yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Namun di sisi lain, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store membela langkah negaranya dengan menegaskan bahwa pengakuan kedaulatan Palestina justru menjadi jalan menuju solusi dua-negara yang damai dan menguntungkan kedua belah pihak, termasuk Israel.

“Tidak ada perdamaian di Timur Tengah jika tidak ada pengakuan (kedaulatan Palestina),” tegas Store dalam konferensi pers di Oslo.

Keputusan kontroversial ini menambah daftar panjang negara-negara yang mengakui kemerdekaan Palestina menjadi 147 dari seluruh dunia.

Daftar ini tidak hanya mencakup hampir semua negara Muslim, sebagian besar negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan Asia, tetapi juga beberapa negara Eropa dan bekas negara Uni Soviet.

Meski begitu, sikap keras dan ultimatum balas dendam yang dilontarkan Israel menunjukkan bahwa pengakuan Palestina masih menjadi isu yang sangat sensitif dan kontroversial di panggung internasional.

Apalagi, baru-baru ini Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional meminta surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Gaza.

Situasi memanas ini berpotensi memicu ketegangan diplomatik yang lebih besar antara Israel dan negara-negara pendukung Palestina.

Kedua kubu tampaknya akan terus memperjuangkan kepentingan mereka di mata dunia internasional dalam upaya mencari solusi yang adil untuk konflik berkepanjangan yang telah menelan begitu banyak korban jiwa ini.

Dengan kata-kata berapi dan sikap konfrontatif yang ditunjukkan oleh kedua belah pihak, langkah diplomasi tampaknya masih menjadi jalan terjal untuk menemukan titik temu perdamaian di kawasan yang telah dilanda konflik selama puluhan tahun ini.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article