Konflik Iran-Israel: Dari Serangan Drone hingga Diplomasi Internasional

ZAJ
By ZAJ
2 Min Read

jfid – Di tengah malam yang sunyi, sirene peringatan di Israel berbunyi nyaring, mengumumkan kedatangan tamu tak diundang dari langit.

Iran, dengan gerak cepat layaknya ninja di malam hari, meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Serangan ini bukan hanya sekedar pesta kembang api, melainkan sebuah pernyataan keras dari Iran sebagai pembalasan atas serangan udara mematikan yang menimpa gedung konsulatnya di Damaskus pada awal April.

Iran, seperti seorang maestro orkestra, memimpin proksi dan sekutunya untuk melancarkan serangan yang membuat Israel harus berdansa dengan ritme perang.

Namun, dalam konflik ini, Iran menegaskan bahwa Amerika Serikat harus berperan sebagai penonton saja, dengan tegas menyatakan.

“Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, di mana AS HARUS MENJAUH!” Sebuah peringatan yang jelas bahwa dalam pertunjukan ini, AS tidak diharapkan untuk ikut bernyanyi.

Sementara itu, Inggris, seperti seorang ksatria yang siap membela, mengutuk tindakan Iran dan berjanji akan terus membela keamanan Israel.

Perancis juga tidak tinggal diam, menggemakan komitmen yang sama. Di sisi lain, Mesir, dengan perannya sebagai mediator yang bijaksana, berupaya meredam situasi yang memanas.

Dalam narasi konflik ini, kita diingatkan bahwa dunia adalah panggung, dan setiap negara memainkan perannya masing-masing. Namun, di balik tirai konflik, harapan untuk harmoni dan perdamaian tetap menjadi impian yang dikejar oleh semua pihak.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article