Ad image

Kisah Bakul Rongsok di Madura yang Berangkatkan Kedua Orang Tuanya ke Mekkah

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
2 Min Read
Fauzi bersama kedua orang tua saat prosesi pemberangkatan
Fauzi bersama kedua orang tua saat prosesi pemberangkatan
- Advertisement -

jfid – Kisah haru bakul rongsok atau pedagang rongsokan yang berangkatkan kedua orang tuanya umroh haji ke Mekkah menjadi pelajaran penting bagi setiap manusia.

Bapak Muafi dan Ibu Maliyeh adalah sepasang suami istri asal desa Badung, kecamatan Proppo, kabupaten Pamekasan Madura. Dari pernikahannya ia memiliki tiga buah hati, satu diantaranya bernama Fauzi.

Fauzi (40) adalah seorang pemuda desa Badung kecamatan Proppo, Pamekasan. Pemuda desa yang memiliki etos kerja tinggi itu meniti karirnya di dunia rongsok.

Pada usia 18 tahun (baru lulus SMA) Ia menjadi bakul rongsok mulai menaiki sepeda ontel yang ia pedal dari desa ke desa untuk mendapatkan barang dagangan. Beberapa tahun kemudian, Fauzi mulai membeli sepeda motor dari hasil keringat berjualan rongsok.

Fauzi mencari barang rongsok atau limbah-limbah yang menjadi dagangannya tidak hanya di sekitar desanya. Dengan transportasi sepeda motor, Fauzi menuju Sumenep, Sampang, Bangkalan, kabupaten di wilayah Madura untuk mencari barang dagangannya.

Keberhasilan Fauzi mulai terlihat saat ia bisa membeli pickup untuk kebutuhan transportasi mengangkut dagangannya dari kabupaten lain ke kabupaten Pamekasan.

Saat jurnalfaltual.id melakukan wawancara eksklusif dengan Fauzi. Fauzi menjelaskan, jika cita-cita yang ia impikan sejak meniti karirnya di dunia rongsok sudah tercapai.

“Sejak dulu, saya sangat ingin memberangkatkan kedua orang tua ke Mekkah. Dan hari ini, bisa tercapai,” ujar Fauzi, dengan berkaca-kaca. Kamis (9/2/2023).

Fauzi menambahkan, jika memiliki barang dagangan yang banyak, uang banyak, mobil mewah, itu masih belum cukup, jika belum memberangkatkan orang tua ke Mekkah.

Fauzi menceritakan keberhasilannya meniti karir di dunia rongsok. Jika ia memulainya dari nol rupiah.

“Saya masih ingat, tahun 2007 itu saya bermodal 70 ribu rupiah untuk belanja barang dengan menaiki sepeda ontel, itupun hasil hutang ke tetangga. Modal saya hanya kegigihan,”tukasnya.

Dari pelajaran Fauzi menjadi bakul rongsok yang bisa kita petik adalah sebuah usaha dan perjuangan yang gigih bisa mengantarkan kita pada tujuan yang ingin dicapai.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article