jfid – Persoalan nasab atau garis keturunan Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith kembali mencuat, memicu perdebatan hangat di tengah masyarakat.
KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ketua Komisi Fatwa MUI Banten, dalam berbagai pernyataannya meragukan kesahihan klaim nasab keduanya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
KH Imaduddin menegaskan bahwa klaim nasab Ba’alawi sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
“Secara genetik mustahil mereka keturunan Nabi Muhammad SAW, jangankan keturunan nabi, keturunan Arab saja mereka bukan,” jelas KH Imaduddin, seperti dikutip pada Minggu (30/6/2024).
Bukti dan Argumentasi KH Imaduddin
Dalam risetnya yang berjudul “Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia; Sebuah Penelitian Ilmiah,” KH Imaduddin menyatakan bahwa tidak ada catatan historis yang mendukung klaim bahwa Ba’alawi adalah keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.
Berdasarkan kitab-kitab nasab dari abad ke-5 hingga ke-9 Hijriah, nama-nama leluhur yang diklaim oleh para habib di Indonesia tidak tercatat sebagai keturunan Nabi Muhammad.
Imaduddin juga menekankan pentingnya tes DNA untuk membuktikan keabsahan nasab ini.
Ia menyebutkan bahwa beberapa hasil tes DNA menunjukkan bahwa haplogroup yang dimiliki oleh beberapa individu yang mengklaim sebagai keturunan Ba’alawi berbeda dengan haplogroup yang seharusnya dimiliki oleh keturunan Nabi Muhammad.
“Haplogroup keturunan Nabi Muhammad adalah J1, sementara hasil tes DNA beberapa habib menunjukkan haplogroup yang berbeda,” tegasnya.
Dukungan dari Rhoma Irama
Polemik ini turut mendapat perhatian dari Rhoma Irama, yang juga mempertanyakan klaim nasab Ba’alawi.
Rhoma mendukung dilakukannya tes DNA untuk membuktikan klaim nasab tersebut. Menurutnya, tes DNA adalah cara ilmiah yang presisi untuk memastikan kebenaran klaim tersebut.
“Jika mereka memang benar keturunan Nabi, seharusnya mereka tidak perlu takut untuk melakukan tes DNA. Hasil tes DNA bersifat final dan ilmiah,” ujar Rhoma dalam sebuah podcast. Rhoma menambahkan bahwa penolakan terhadap tes DNA hanya akan menambah kecurigaan masyarakat bahwa klaim tersebut mungkin tidak benar.
Tanggapan Habib Bahar bin Smith
Menanggapi pernyataan-pernyataan yang meragukan nasabnya, Habib Bahar bin Smith memberikan tanggapan keras.
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube, Bahar menantang para pengkritiknya, termasuk KH Imaduddin, untuk membuktikan bahwa tokoh-tokoh habib lainnya seperti Habib Lutfi bin Yahya dan Syekh Asegaf bukan keturunan Nabi Muhammad.
“Berani gak si Imad ini bilang Habib Lutfi bin Yahya bukan habib, ana tantang berani gak?” kata Bahar dalam ceramahnya.
Bahar juga menegaskan bahwa ia tidak mempermasalahkan dirinya disebut habib atau tidak, namun ia menekankan bahwa klaim nasab Ba’alawi telah lama diakui dalam komunitas tersebut.
Implikasi Terhadap Masyarakat
Kontroversi mengenai nasab habib di Indonesia mengungkap ketegangan yang lebih luas di kalangan umat Islam mengenai peran dan posisi habib dalam masyarakat.
Banyak pihak yang mendukung pentingnya klarifikasi dan validasi terhadap klaim nasab ini untuk menghindari kesalahpahaman dan potensi manipulasi sejarah oleh pihak tertentu.
Dengan semakin meluasnya perdebatan ini, ada dorongan kuat untuk menyelesaikan persoalan nasab habib di Indonesia secara transparan dan berbasis pada bukti ilmiah serta historis yang kuat.
Langkah ini diharapkan dapat mengakhiri polemik yang telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam dan masyarakat luas.
Kesimpulan
Polemik nasab habib di Indonesia antara Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith dengan pernyataan KH Imaduddin dan dukungan Rhoma Irama terhadap tes DNA menunjukkan adanya kebutuhan untuk verifikasi ilmiah atas klaim keturunan Nabi Muhammad SAW.
Kejelasan dan transparansi dalam persoalan ini diharapkan dapat membawa ketenangan dan menghindari manipulasi sejarah dalam masyarakat.