Kesepakatan tak Diindahkan, Warga Sekitar Tambang Gunung Tle Gebuk Alat Berat

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read

jf.id – Ratusan warga yang tinggal di area penambangan di Gunung Tle melampiaskan kekecewaanya atas kesepakatan mereka yang dianulir untuk menutup operasi penambangan batu yang berada di Gunung Tle, Desa Pengembur, Kec. Pujut Loteng, dengan cara mendatangi lokasi penambangan tersebut untuk memaksakan pihak pekerja menghentikan operasi tambang. Sore Jum’at, 3/1/2020.

Kekecewaan warga terpaksa dilampiaskan kepada alat berat yang beroperasi disebabkan warga merasa frustasi atas sikap PemDes dan pengelola pertambanga yang tidak sejalan dengan kesepakatan bersama ketika warga melakukan hearing beberapa Minggu kemarin.

“kita sudah sepakat untuk menutup operasi penambangan akan tetapi sampai hari ini masih saja ada operasi, makanya kami warga sudah tidak bisa menahan kesabaran akibat pelaksanaan kesepakatan yang bertele-tele,” tandas Awan, Kadus Tawah, Desa Pengembur, Pujut, Loteng.

Diketahui, pada saat hearing warga lingkar Gunung Tle, tempat operasi tambang tersebut sudah sepakat untuk menyetop aktifitas penambangan dengan alasan lingkungan hidup.

“kemarin ketika kami hearing ke Kantor Desa, PemDes dengan pengelola dan kami selaku warga sudah sepakat dan berjanji akan menyetop aktifitas penambangan, akan tetapi semuanya itu bohong,” sambung Awan.

Pihak keamanan yang terjun ke lokasi tersebut tidak bisa berbuat banyak karena kemarahan dan kekecewaan warga sudah tidak terbendung lagi.

“kepolisian tentu banyak yang turun tapi kan tugasnya hanya mengamankan kami, dengan jumlah warga yang marah terlalu banyak saya kira pengamanan berbentuk apapun tidak akan bisa dilerai,” tandasnya

Sedangkan pengelola yang melihat kejadian ini hanya bisa pasrah karena melihat alat-alat operasi pertambangannya dirusak oleh ratusan masa.

“hanya bisa menonton, melihat warga yang merusak alat-alat beratnya yang diserbu dengan batu,” sambungnya.

Kemarahan warga ini mengakibatkan insiden pengerusakan alat berat yang digunakan untuk operasi penambangan.

“ada tiga (3) eskavator yang jadi korban, dua (2) rusak akibat dilempar batu dan satu (1) nya lagi di bakar,” tandas Awan.

Sementara itu, pihak PemDes setempat menurut Awan, Kadus Tawah menyampaikan untuk sementara belum ada tanggapan.

“untuk sementara beliau Kepala Desa belum ada keterangan terkait aksi warga kami, mungkin pasca ini beliau akan memberikan keterangan dan jawabannya,” tandas Awan.

Pihak warga yang melakukan aksi tersebut mengancam akan melakukan tindakan yang lebih keras jika operasi penambangan masih di jalankan.

“kami dengan warga kami khususnya yang terkena dampak penambangan ini akan melakukan protes lagi dengan cara yang kami sudah sepakati jika operasi penambangan ini masih tetap berjalan,” tutup Awan.

Laporan: M Rizwan

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article