Kapan 1 Dzulhijjah 2024? Berikut Jadwal menurut Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

unnie
By unnie
2 Min Read
Kapan 1 Dzulhijjah 2024? Berikut Jadwal menurut Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah
Kapan 1 Dzulhijjah 2024? Berikut Jadwal menurut Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

Jfid – Menjelang akhir bulan Dzulqa’dah, umat Islam di Indonesia menanti dengan penuh antisipasi pengumuman tanggal 1 Dzulhijjah 2024.

Bulan Dzulhijjah, yang merupakan bulan terakhir dalam kalender Hijriah, tidak hanya menandai dimulainya ibadah haji tetapi juga Hari Raya Idul Adha, yang dikenal sebagai hari raya kurban.

Tanggal ini menjadi penting karena berkaitan dengan serangkaian ibadah dan tradisi yang mendalam.

Pemerintah, melalui Kementerian Agama, dijadwalkan akan menggelar sidang isbat pada Jumat, 7 Juni 2024, untuk menentukan awal Dzulhijjah.

Sidang isbat ini akan diikuti dengan seminar terkait kriteria penetapan awal bulan dan dilanjutkan dengan sidang tertutup, diakhiri dengan konferensi pers untuk mengumumkan hasilnya.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag menyatakan bahwa posisi hilal pada tanggal tersebut sudah memenuhi kriteria MABIMS, dengan ketinggian hilal berada di atas ufuk antara 7° 15.82’ sampai 10° 41.09’, dan sudut elongasi antara 11°34.83’ sampai 13°14.47’.

Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah menetapkan tanggal mereka sendiri.

Berdasarkan hisab, Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024.

Dengan demikian, Idul Adha 2024 versi Muhammadiyah akan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.

NU, yang juga melakukan perhitungan sendiri, diharapkan akan mengumumkan tanggal yang serupa.

Perbedaan dalam penentuan tanggal ini bukanlah hal baru dan telah menjadi bagian dari dinamika keagamaan di Indonesia, di mana perbedaan metode hisab (perhitungan astronomis) dan rukyat (pengamatan visual) sering kali menghasilkan variasi dalam penentuan tanggal penting dalam kalender Islam.

Namun, apa pun tanggal yang ditetapkan, esensi dari 1 Dzulhijjah tetap sama: sebuah momen untuk refleksi, persiapan ibadah, dan solidaritas sosial dalam menjalankan ajaran Islam.

Dengan pendekatan yang berbeda-beda ini, umat Islam di Indonesia menunjukkan keberagaman dalam kesatuan, menghormati perbedaan pendapat, dan bersama-sama menantikan hari-hari suci yang akan datang dengan penuh harapan dan kebersamaan.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article