Mataram, Jurnalfaktual.id | Seleksi untuk mencari pucuk pimpinan ASN NTB ini ramai di perbincangkan Publik. Jaringan Aktivis NTB juga angkat bicara soal seleksi sekda NTB.
Dua tokoh aktivis muda yakni Saidin dan Fadhil mengatakan bahwa seleksi calon sekda di kepemimpinan Zul-Rohmi ini bentuk ‘demokrasi ASN’ yang sehat di NTB.
Menurut Fadhil, Demokrasi di NTB saat ini sedang sehat-sehatnya dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. Zulkieflimansyah, publik banyak perbincangkan tentang seleksi sekda yang bisa dijadikan indikator kesuksesan Bapak Gubernur dalam sektor Birokrasi kepemerintahan.
“Agar Pansel sekda benar-benar melakukan seleksi untuk menghasilkan sekda yang layak menjalankan visi misi NTB Gemilang,” ungkap Fadhil .
Namun, menurutnya, pansel saat ini harus menghasilkan sekda yang benar bekerja untuk mewujudkan Visi NTB Gemilang, jangan menghasilkan sekda yang tidak sejalan dengan pak Gubernur.
“Jangan sampai ada dugaan Politik By Design yang dilakukan seperti halnya Sidang Gelar Doktor Pak Iswandi yang tidak masuk akal,” kata Fadhil kepada Jurnalfaktual.id melalui pesan telpon, Minggu 27 Oktober 2019.
Lebih lanjut, Saidin menjelaskan bahwa sidang gelar doktor Iswandi itu seperti acara seremonial yang sudah disiapkan.
“Kita tidak mau melihat seleksi calon sekda seperti acara seremonial yang sudah disiapkan dan jangan terlalu lama dimainkan,” cetus Saidin.
Sebelumnya, Saidin mengatakan bahwa Iswandi merupakan salah satu figur yang berpotensi. Bisa saja masuk dalam 3 besar, tapi Gubernur NTB mungkin bisa meluangkan waktu ekstra untuk mempertimbangkan hal itu.
“Masa iya ujian untuk mencapai Gelar Doktor saja sesingkat dan semudah membalik telapak tangan, tapi kami tidak mempermasalahkan Legalitas Gelar Doktor itu,” terangnya.
Mereka mengatakan, kalau kita melihat pada undangan susunan acara sidang promosi Doktor ilmu pemerintahan program pascasarjana IPDN, tertanggal 29 Agustus 2019.
“Sepertinya bukan acara sidang, melainkan acara pengukuhan Doktor yang telah dipersiapkan sebelumnya, dilihat dari schedjul acara yang begitu singkat, dan sepertinya kami menduga ada by design dari pihak tertentu,” tandasnya.
Mudah-mudahan saja jangan sampai Pansel yang terhormat dalam menentukan siapa Sekda sebagai pemimpin tertinggi ASN se-NTB, tidak melakukan seperti kisah yang telah disampaikan di atas. (Lns)