jfid – Didit Hediprasetyo mungkin tidak sepopuler ayahnya, Prabowo Subianto, yang merupakan salah satu tokoh politik terkemuka di Indonesia. Namun, di balik ketenaran sang ayah sebagai mantan perwira TNI dan Menteri Pertahanan, Didit memiliki prestasi yang tidak kalah mengagumkan di bidang yang berbeda: desain mode.
Didit lahir di Jakarta pada 22 Maret 1984, sebagai putra tunggal dari Prabowo dan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, anak keempat mantan presiden Soeharto. Sejak kecil, Didit sudah menunjukkan ketertarikan dan bakatnya di bidang seni, terutama melukis dan fotografi.
Ia juga gemar berpakaian rapi dan modis, mengikuti gaya ibunya yang dikenal sebagai salah satu ikon mode di Indonesia.
Ketika orang tuanya bercerai pada tahun 1998, Didit memilih untuk tinggal bersama ibunya dan melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat.
Di sana, ia mengembangkan minatnya di bidang desain mode dan mendaftar di Parsons School of Design, New York, salah satu sekolah mode terbaik di dunia. Ia kemudian pindah ke Paris, Prancis, untuk menyelesaikan studinya di Ecole Parsons Paris, dan meraih gelar Bachelor of Fine Arts pada tahun 2007.
Sebelum lulus, Didit sudah menorehkan prestasi yang membanggakan dengan meraih penghargaan Silver Thimble Award pada tahun 2006, sebuah penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa Parsons yang memiliki karya terbaik. Karya-karyanya juga mendapat perhatian dari media mode internasional, seperti Vogue Italia, yang dipimpin oleh mendiang Carla Sozzani, salah satu editor mode paling berpengaruh di dunia.
Setelah lulus, Didit tidak menunggu lama untuk memulai karirnya sebagai perancang busana profesional. Ia meluncurkan labelnya sendiri, Didit Hediprasetyo, pada tahun 2010, dan menyelenggarakan peragaan busana haute couture pertamanya di Hotel de Crillon, Paris. Sejak itu, ia menjadi salah satu desainer Indonesia yang konsisten menampilkan karyanya di panggung Paris Fashion Week, ajang mode paling bergengsi di dunia.
Gaya desain Didit dikenal sebagai perpaduan antara elegan, modern, dan edgy, dengan penggunaan bahan-bahan berkualitas tinggi, potongan-potongan rapi, dan detail-detail menarik. Ia juga sering terinspirasi oleh budaya dan sejarah Indonesia, seperti batik, wayang, dan kerajaan-kerajaan Nusantara.
Karyanya mencerminkan identitasnya sebagai orang Indonesia yang berjiwa internasional.
Tak hanya sukses di dunia mode, Didit juga menunjukkan kemampuannya di bidang lain, yaitu desain mobil. Pada tahun 2012, ia berkolaborasi dengan BMW untuk mendesain seri 7 Facelift, mobil termewah dari merek otomotif Jerman tersebut. Didit menjadi desainer kedua yang bekerja sama dengan BMW, setelah Karl Lagerfeld, dan desainer pertama dari Asia yang mendapat kesempatan tersebut.
Karya-karya Didit tidak hanya diapresiasi oleh para kritikus dan pengamat mode, tetapi juga oleh para selebriti dan publik figur, baik di dalam maupun luar negeri. Beberapa nama yang pernah mengenakan rancangan Didit antara lain adalah penyanyi Carly Rae Jepsen, Anggun C. Sasmi, dan Rossa, aktris Dian Sastrowardoyo dan Chelsea Islan, serta istri Presiden Joko Widodo, Iriana.
Meski telah mencapai kesuksesan di dunia mode internasional, Didit tidak melupakan akarnya sebagai orang Indonesia. Ia sering pulang ke tanah air untuk berkunjung ke keluarganya, terutama ayahnya yang sangat ia kagumi. Ia juga berkontribusi untuk mengembangkan industri mode Indonesia dengan menjadi mentor bagi para desainer muda dan berbagi pengalaman dan ilmunya.
Didit Hediprasetyo adalah sosok yang patut dijadikan inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Ia membuktikan bahwa dengan bakat, kerja keras, dan dedikasi, seseorang bisa meraih mimpi dan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.
Ia juga menunjukkan bahwa seseorang bisa sukses di bidang yang berbeda dengan orang tuanya, tanpa harus mengikuti jejak atau bayang-bayang mereka. Didit adalah putra Prabowo yang bersinar di dunia mode internasional.
