Israel Perluas Serangan Darat di Gaza di Tengah Peningkatan Jumlah Kematian dan Protes Global

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read

jfid – Israel telah meningkatkan operasi daratnya di Jalur Gaza, mengirimkan pasukan dan tank ke setiap bagian wilayah Palestina yang terkepung.

Militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 200 target Hamas semalaman, termasuk sekolah, masjid, dan rumah sakit.

Eskalasi ini terjadi setelah gencatan senjata sementara berakhir pada Jumat, dan Hamas kembali meluncurkan roket ke Israel.

Invasi Israel, yang dimulai pada 27 Oktober, telah menewaskan lebih dari 15.500 orang, sebagian besar warga sipil, di Gaza, menurut pejabat kesehatan.

Lebih dari 100.000 orang telah mengungsi dan banyak yang tinggal di tempat penampungan darurat atau sekolah yang dijalankan oleh PBB.

PBB telah memperingatkan tentang bencana kemanusiaan dan meminta akhir segera terhadap pertikaian.

Pemerintah Israel mengatakan tujuannya adalah menghancurkan infrastruktur militer Hamas dan mengembalikan keamanan bagi warganya.

Israel menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menyembunyikan senjata di bangunan-bangunan sipil.

Israel juga menyalahkan Hamas atas memulai perang dengan melancarkan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan enam tentara dan menyandera lebih dari 200 orang.

Hamas, gerakan Islam yang mengendalikan Gaza, mengatakan bahwa mereka berjuang untuk mengakhiri blokade Israel terhadap enklaf pantai tersebut, yang telah berlangsung sejak 2007.

Hamas juga menuntut pembebasan tahanan Palestina dan pengangkatan pembatasan Israel terhadap pergerakan, perdagangan, dan penangkapan ikan.

Sejak perang dimulai, Hamas telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel, menewaskan 75 orang dan melukai ratusan lainnya.

Komunitas internasional telah menyatakan keprihatinan mendalam atas penderitaan warga sipil dan pelanggaran hukum internasional di Gaza.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berbicara dengan Perdana Menteri Israel Yoav Gallant pada Minggu, mengatakan dia “sangat prihatin atas dampak konflik pada warga sipil tak bersalah, terutama anak-anak”.

Dia juga meminta “dukungan dalam pemulihan dan penguatan keamanan Palestina”.

Dewan Keamanan PBB, yang bertemu untuk keempat kalinya pada Minggu untuk membahas krisis ini, gagal setuju pada pernyataan bersama yang menyerukan gencatan senjata.

China, yang memegang presidensi bergilir dewan, menyalahkan AS karena menghalangi pernyataan tersebut, mengatakan bahwa AS “berada di posisi yang berlawanan dengan keadilan internasional”.

Sementara itu, protes dan pertemuan solidaritas telah pecah di banyak negara di seluruh dunia, mengecam agresi Israel dan mendukung perjuangan Palestina.

Beberapa protes berubah menjadi kekerasan, dengan bentrokan antara pendukung Palestina dan Israel, serta serangan terhadap sinagog dan masjid.

Perang di Gaza juga memicu ketegangan di Israel sendiri, di mana warga Arab dan Yahudi bentrok di beberapa kota campuran, menyebabkan penangkapan, luka-luka, dan kematian.

Polisi Israel telah menyatakan keadaan darurat dan mendeploy ribuan petugas dan penjaga perbatasan untuk mengembalikan ketertiban.

Saat pertempuran berlanjut, tampaknya sedikit harapan untuk solusi diplomatik.

Kedua belah pihak menolak proposal gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, yang didukung oleh AS dan Liga Arab.

Proposal itu menyerukan penghentian segera terhadap pertikaian, diikuti oleh pembicaraan mengenai isu-isu mendasar konflik.

Invasi Israel ke Gaza adalah perang besar keempat antara Israel dan Hamas sejak 2008.

Perang-perang sebelumnya, pada 2008-2009, 2012, dan 2014, juga mengakibatkan korban berat dan kerusakan, namun gagal menyelesaikan konflik yang berkepanjangan atau meningkatkan kondisi hidup penduduk Gaza.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article