Israel Akui Ingin Pindahkan Warga Palestina Secara Paksa

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Israel Akui Ingin Pindahkan Warga Palestina Secara Paksa
Israel Akui Ingin Pindahkan Warga Palestina Secara Paksa
- Advertisement -

jfid – Sebuah dokumen rahasia yang bocor ke publik mengungkapkan rencana Israel untuk memindahkan paksa warga Palestina di Jalur Gaza ke Semenanjung Sinai Mesir.

Dokumen tersebut, yang dikumpulkan oleh Kementerian Intelijen Israel, merekomendasikan empat skenario untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza setelah penggulingan penguasa Hamas.

Skenario pertama adalah memaksa warga Palestina keluar dari tanahnya dan membentuk kota-kota tenda di Sinai. Skenario kedua adalah hanya membuka koridor kemanusiaan yang menghubungkan Palestina dan Sinai.

Skenario ketiga adalah membangun kota di tanah tak bertuan beberapa kilometer jauhnya di dalam Mesir.

Ad image

Skenario keempat adalah menjadikan pemindahan paksa tersebut sebagai solusi bagi populasi pengungsi yang mencari perlindungan dari perang.

Dokumen tersebut juga mencatat kemungkinan adanya masalah dengan legitimasi internasional, tetapi menganggap hal itu bisa diatasi dengan bantuan Amerika Serikat dan negara-negara Arab. Dokumen tersebut juga mengklaim bahwa pemindahan paksa tersebut akan menjadi peringatan bagi Hizbullah, kelompok militan Syiah yang bersekutu dengan Iran dan musuh Israel.

Rencana Israel ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dan organisasi hak asasi manusia. Mereka mengecam rencana Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida terhadap bangsa Palestina.

PBB mengatakan bahwa pengepungan Israel atas Gaza dan perintah evakuasinya dapat dipandang sebagai pemindahan paksa warga sipil, yang berpotensi masuk dalam kategori pelanggaran hukum internasional. PBB juga menyerukan akses tanpa hambatan dan jalur aman untuk pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

PLO mengatakan bahwa rencana Israel adalah bentuk kolonisasi baru dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina. PLO juga menuntut komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas untuk menghentikan rencana Israel dan melindungi hak-hak rakyat Palestina.

Organisasi hak asasi manusia, seperti Human Rights Watch dan Amnesty International, mengatakan bahwa rencana Israel adalah pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa, yang melarang pemindahan paksa penduduk sipil dalam situasi konflik bersenjata. Mereka juga mengatakan bahwa rencana Israel akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan warga Palestina.

Warga Palestina sendiri menolak rencana Israel dan bersumpah untuk melawan. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan tanah leluhur mereka dan akan terus berjuang untuk kemerdekaan dan martabat mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak percaya dengan janji-janji Israel tentang kehidupan yang lebih baik di Mesir.

Israel sendiri belum memberikan tanggapan resmi atas bocornya dokumen rahasia tersebut. Namun, sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan bahwa ia tidak memiliki solusi politik untuk Gaza dan hanya ingin menjaga status quo. Ia juga telah menolak usulan PBB untuk mengakhiri pengepungan Gaza dan membuka perbatasan.

- Advertisement -
Share This Article