Serangan “Carpet Bombing” Israel ke Rafah Dilakukan Setelah Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata

Iqbal
By Iqbal
4 Min Read
Serangan "Carpet Bombing" Israel ke Rafah Dilakukan Setelah Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata
Asap naik di atas bangunan setelah serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan (Mohamed Abed/AFP)

Tanggal 6 Mei lalu, Hamas sebenarnya telah menyatakan menerima proposal gencatan senjata usulan Mesir & Qatar.

Tapi alih-alih menerima deal itu, Israel malah merespons dengan melakukan agresi brutal dengan strategi “carpet bombing” di kota Rafah, Palestina.

Apa itu carpet bombing?

Carpet bombing adalah pengeboman dahsyat dan sistematis yang ditujukan untuk menghancurkan setiap bagian dari wilayah yang luas.

Istilah carpet bombing atau pengeboman karpet digunakan untuk menggambarkan ledakan bom yang meliputi seluruh area, seperti halnya karpet yang menutupi seluruh permukaan lantai.

Tujuannya adalah untuk menimbulkan kerusakan dan kehancuran menyeluruh pada wilayah tersebut.

B-52 Carpet Bombing Power Video : DCS World

Strategi ini telah digunakan sejak zaman kuno, namun popularitasnya meningkat drastis selama Perang Dunia II baik dilakukan oleh Sekutu maupun Nazi.

Jerman menerapkan carpet bombing untuk menghancurkan medan perang, kawasan industri, sekolah, gereja, hingga rumah.

Amerika Serikat (AS) juga menggunakan strategi yang sama selama mendukung Korea Selatan dalam Perang Korea (1950-1953) dan juga selama Perang Vietnam (1955-1975).

AS juga gunakan strategi tsb ketika Perang Teluk (1990-1991) dengan negara-negara Arab.

Para kritikus menuding serangan bom yang dijatuhkan AS di Kuwait dan Irak merupakan carpet bombing.

Laporan pada Konvensi Jenewa menunjukkan bahwa hampir 250.000 bom dijatuhkan selama Perang Teluk.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar di antaranya merupakan bom tanpa pemandu. Meski kerap mendapat kritik, AS kembali melakukan hal sama dalam Perang Irak (2003).

Salah satu contoh penggunaan carpet bombing yang terkenal adalah pengeboman di kota-kota Jepang seperti Tokyo dan Hiroshima, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang sangat besar.

Dampak Pengeboman Karpet

Dampak pengeboman karpet sangatlah dahsyat dan kompleks, meliputi:

Kehilangan Nyawa: Korban jiwa, baik kombatan maupun sipil, sering kali mencapai jumlah yang sangat besar.

Pengeboman karpet di Hiroshima dan Nagasaki, misalnya, menewaskan ratusan ribu orang dalam hitungan detik.

Kerusakan Infrastruktur: Rumah, sekolah, rumah sakit, pabrik, dan infrastruktur penting lainnya hancur lebur, melumpuhkan aktivitas masyarakat dan menghambat pemulihan pasca perang.

Trauma Psikologis: Kekejaman dan kehancuran yang ditimbulkan oleh pengeboman karpet dapat meninggalkan trauma psikologis mendalam bagi para korban dan generasi penerus.

Kerusakan Lingkungan: Ledakan bom karpet inii juga mencemari tanah dan air, serta mengganggu keseimbangan ekosistem di wilayah yang terkena dampak.

Kontroversi dan Hukum Internasional

Pengeboman karpet menuai banyak kontroversi karena dampaknya yang brutal dan tidak pandang bulu.

Seringkali, korban sipil jauh lebih banyak dibandingkan kombatan. Hal ini memicu kecaman dari berbagai pihak dan menimbulkan pertanyaan tentang etika dan legalitas penggunaannya.

Protokol I Konvensi Jenewa tahun 1977 melarang pengeboman terhadap target sipil dan pemukiman. Namun, interpretasi dan penerapan protokol ini masih menjadi perdebatan.

Dalam beberapa konflik modern, seperti Perang Vietnam dan Perang Irak, masih terjadi penggunaan strategi pengeboman karpet yang dikecam oleh komunitas internasional.

Dan saat ini Israel denqan bantuan Amerika kembali menggunakan strategi carpet bombing tsb dalam genosida warga Palestina.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article