Ad image

Hujan Abu dan Kritil, Kolom Capai 3.000 M, 70 Pendaki Terjabak di Puncak Merapi

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
- Advertisement -

jfid – Gunung Marapi, salah satu gunung api aktif di Sumatera Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB.

Erupsi ini menimbulkan kolom abu setinggi 3.000 meter di atas puncak dan menyebabkan hujan abu dan kerikil di sekitar kawasan gunung.

Selain itu, erupsi juga memicu gempa tektonik yang dirasakan oleh warga di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.

Erupsi Gunung Marapi ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak tahun 2022, ketika gunung tersebut meletus sebanyak enam kali dalam sepekan.

Saat itu, erupsi hanya mengeluarkan abu vulkanik setinggi 300 meter dan tidak menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat.

Namun, erupsi kali ini berbeda. Selain lebih besar, erupsi juga terjadi saat ada sekitar 70 pendaki yang berada di puncak gunung.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ardi Andono, para pendaki tersebut terdiri dari dua kelompok yang naik pada Sabtu (2/12/2023) dan Minggu (3/12/2023).

Mereka naik melalui dua jalur, yaitu Batu Palano dan Koto Baru. Ardi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan tim SAR dan relawan untuk melakukan evakuasi terhadap para pendaki.

“Kami sudah berusaha menghubungi para pendaki melalui telepon seluler, tetapi sinyalnya tidak bagus. Kami juga sudah mengirimkan tim ke lokasi untuk memberikan bantuan. Kami berharap para pendaki bisa turun dengan selamat dan segera,” ujar Ardi.

Sementara itu, warga di sekitar Gunung Marapi mengaku kaget dan panik dengan erupsi yang terjadi.

Mereka mengatakan, hujan abu dan kerikil membuat udara menjadi gelap dan sulit bernapas. Beberapa rumah dan kendaraan juga terkena abu dan kerikil yang jatuh dari langit.

Selain itu, gempa yang terjadi membuat mereka khawatir akan terjadi bencana lain.

“Kami tidak menyangka Gunung Marapi akan meletus seperti ini. Kami langsung lari keluar rumah dan mencari tempat yang aman. Kami juga menutup mulut dan hidung dengan kain atau masker agar tidak terhirup abu. Kami berdoa semoga tidak ada korban jiwa akibat erupsi ini,” kata Rina, salah seorang warga Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Menanggapi erupsi Gunung Marapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tidak mendekati kawasan gunung dalam radius tiga kilometer dari puncak.

PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Status Gunung Marapi saat ini masih berada pada level II atau waspada.

Gunung Marapi merupakan gunung berapi tipe stratovolcano yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berada di wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat.

Gunung ini termasuk salah satu gunung berapi paling aktif di Sumatera. Sejak abad 18, Gunung Marapi telah meletus sebanyak 66 kali, dengan erupsi terbesar terjadi pada tahun 1979 yang menewaskan 80 orang.

- Advertisement -
Share This Article